Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) membukukan kontrak baru sebesar Rp9,54 triliun hingga Juli 2021.
"Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perusahaan sebesar 60 persen dan anak perusahaan sebesar 40 persen," kata Direktur Utama PTPP Novel Arsyad dalam keterangan resmi, Kamis (9/9/2021).
Beberapa proyek yang diraih oleh PTPP sampai Juli 2021 antara lain proyek Junction Dawuan Tol sebesar Rp825 miliar, Pegadaian Tower sebesar Rp594 miliar, Gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp500 miliar, dan Jalan KIT Batang Fase 1.4 sebesar Rp350 miliar.
Kemudian, proyek penataan Kawasan Pura Besakih sebesar Rp344 miliar, Mandalika Infrastructure Fase 2 sebesar Rp342 miliar, infrastruktur Kabupaten Alor sebesar Rp271 miliar, RS Banten sebesar Rp241 miliar, Irigasi Bintang Bano sebesar Rp212 miliar, dan lain sebagainya.
"Sampai Juli 2021, kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 51 persen, disusul oleh pemerintah sebesar 36 persen dan swasta sebesar 13 persen dari total perolehan kontrak baru," ujar dia.
Sementara, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu jalan dan jembatan sebesar 49,68 persen, gedung sebesar 34,25 persen, irigasi sebesar 8,60 persen, industri sebesar 4,91 persen, airport sebesar 0,96 persen, minyak dan gas sebesar 0,8 persen, dan pembangkit listrik sebesar 0,8 persen.
Baca Juga
Adapun berdasarkan laporan keuangan semester I/2021, PTPP mencetak laba kotor sebesar Rp798 miliar, naik 13 persen secara tahunan dan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp110 miliar yang mencerminkan pertumbuhan 214 persen secara year on year (yoy).
Dengan demikian, marjin laba kotor dan marjin laba bersih tahun berjalan masing-masing berada di level 12,4 persen dan 1,7 persen. Untuk marjin laba bersih PTPP mengalami pertumbuhan sebesar 240 persen secara yoy dari 1,7 persen di tahun 2021, dibandingkan 0,5 persen di tahun 2020.
PTPP juga membukukan laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp123 miliar atau tumbuh sebesar 153 persen secara year-on-year dibandingkan Rp48 miliar di tahun 2020. Setelah kepentingan non-pengendali, laba per saham atau earnings per share (EPS) mencapai Rp14 di 2021, dibandingkan Rp3 di 2020 atau tumbuh 366 persen.