Bisnis.com, JAKARTA – PT Timah Tbk. optimisitis produksi timah hingga akhir tahun bisa mencapai 30.000 ton.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan yakin perseroan bisa mencapai target kinerja. Adapun produksi biji timah hingga semester I/2021 baru mencapai 11.457 ton.
Jumlah itu turun 54 persen dibandingkan dengan realisasi periode tahun sebelumnya 25.081 ton. Sementara hingga akhir 2020, produksi biji timah perseroan terpantau sebesar 39.757 ton.
“Kami optimistis sampai dengan akhir tahun 30.000 ton. Kuartal I/2021 kami produksi 5.000 ton, lalu kuartal II naik lagi. Kami yakin itu akan terus bertambah dengan puncaknya pada kuartal IV/2021,” katanya Kamis (2/9/2021).
Selain itu, produksi logam timah perseroan ikut terkoreksi pada semester I/2021 sebesar 57 persen menjadi 11.915 ton. Akibatnya penjualan logam timah ikut mengendur ke posisi 12.523 ton atau turun 60 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun penurunan kinerja hulu terkompensasi oleh harga jual rata-rata timah yang naik 69 persen menjadi US$27.858 per ton. Emiten berkode saham TINS itu pun mampu membukukan pendapatan sebesar Rp5,9 triliun dengan laba bersih mencapai Rp270,1 persen.
Baca Juga
Abdullah menambahkan saat ini pasokan timah memang tengah terhambat. Namun, dari sisi permintaan global telah kembali pulih. Hal tersebut, lanjutnya, membuat disparitas antara permintaan dan pasokan.
“Antara pasokan dan permintaan terjadi perbedaan sekitar 2 sampai 3 persen dengan permintaan lebih banyak,” katanya.
Oleh sebab itu, Abdullah optimistis bisa membukukan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Menurutnya ada empat faktor yang akan menjadi katalis positif kinerja keuangan.
Pertama adalah peningkatan kinerja operasional entitas usaha. Kedua, efisiensi di seluruh lini operasional perseroan. Ketiga, implementasi strategi keuangan khususnya menekan beban keuangan. Keempat, kenaikan harga komoditas yang siginifikan.