Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 mencatatkan rekor tertinggi baru yang mencapai US$150,03 per ton. Namun, saham emiten batu bara terpantau menutup sesi I pada perdagangan hari ini, Selasa (7/9/2021) dengan pergerakan beragam.
Dari sejumlah emiten batu bara seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR), terpantau hanya ada dua saham yang mengalami penguatan.
Penguatan terjadi pada saham ITMG yang menutup perdagangan sesi I dengan menguat 0,59 persen atau 100 poin ke level Rp16.975 per saham. Total transaksi saham ITMG mencapai Rp12,32 miliar.
Mengikuti ITMG, ada emiten milik Grup Bakrie yakni BUMI yang ditutup menguat 1,79 persen ke level Rp57 per saham. Sepanjang sesi, BUMI bergerak dalam kisaran Rp55-Rp57.
Berbanding terbalik dengan keduanya, PTBA, ADRO, dan UNTR ditutup melemah. PTBA anjlok 1,73 persen ke level Rp2.270 per saham. Padahal, saham PTBA dibuka menguat di posisi Rp2.320.
Selanjutnya, ADRO ditutup turun 1,10 persen atau 15 poin ke posisi Rp1.350 per saham. Sepanjang sesi, ADRO bergerak dalam rentang Rp1.340-Rp1.370.
Baca Juga
Terakhir, UNTR terpantau parkir di level Rp21.550 terkoreksi 0,92 persen atau 200 poin. Volum perdagangan UNTR mencapai 1,18 juta saham dengan total transaksi mencapai Rp25,45 miliar.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi mengumumkan HBA pada September 2021 mencapai US$150,03 per ton seiring kenaikan permintaan batu bara dari China.
Angka tersebut naik US$19,04 per ton dibandingkan dengan Agustus 2021, yakni US$130,99 per ton, sekaligus menjadi rekor tertinggi baru.
Sempat melandai pada Februari–April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei–Juli 2021 hingga menyentuh angka US$115,35 per ton di Juli 2021.