Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADRO dan PTBA Menangkap Berkah Permintaan Batu Bara dari China

Penjualan batu bara ekspor Adaro dan PTBA didominasi pasar China.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan tambang batu bara masih mengandalkan pasar ekspor untuk mendulang pendapatan, terutama melihat tingginya permintaan dari China.

Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Mahardika Putranto mengatakan, fundamental permintaan batu bara jangka panjang masih menguat, terdorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan infrastruktur.

Dari sisi permintaan untuk batu bara metalurgi diperkirakan masih akan mencapai 400 juta ton pada 2030. Sementara itu, secara jangka pendek akan ada peningkatan kebutuhan musim dingin di negara-negara berkembang.

“Permintaan di Asia Tenggara masih akan terjadi peningkatan. Vietnam masih akan bergantung kepada batu bara impor karena masih mengalami keterbatasan pasokan listrik, dan akan masih akan ada 7GW PLTU baru yang beroperasi,” jelasnya pada paparan publik, Senin (6/9/2021).

Secara global, kapasitas PLTU yang terpasang sudah ada 20.000 GW. Ada 185 GW tambahan PLTU di seluruh dunia, terbesar di China dan India. Di Indonesia sendiri ada 73 GW kapasitas PLTU yang terpasang.

“Ini memperlihatan bahwa tingkat permintaan batu bara masih akan solid di wilayah Asia,” imbuhnya.

Pada semester pertama, emiten berkode saham ADRO tersebut tercatat menyalurkan produksinya mayoritas untuk ekspor, dan China sebagai penerima terbesar.

Berdasarkan laporan keuangan Semester I/2021, ADRO menyalurkan produksinya ke Indonesia sebanyak 28 persen. Kemudian, 22 persen ke seluruh Asia Tenggara, 20 persen ke China, 18 persen ke Asia Timur, 10 persen ke India, dan 2 persen ke Selandia Baru.

Senada, perusahaan tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga akan berfokus pada pasar ekspor pada semester II/2021.

Direktur Keuangan PTBA Farida Thamrin menyebutkan pendapatan PTBA tumbuh 14 Persen. Salah satu pendorongnya terkait dengan ekspor.

Pada kuartal I/2021, posisi ekspor PTBA masih minoritas dan pasar domestik masih mendominasi, hampir 70 persen. Namun, pada kuartal II/2021, perusahaan memanfaatkan dengan baik kenaikan harga dan perbaikan cuaca.

“Secara semester I/2021 proprosi domestik hanya 63 persen saja, ini bukan hal mudah. Tapi dari angka ekspor kita didukung oleh penjualan HCV [batu bara kalori tinggi] yang naik 3 persen,” jelasnya pada paparan publik, Senin (6/9/2021).

Farida menambahkan, mengantongi 92 persen kontrak penjualan dari target produksi 2021. Batu bara yang diproduksi PTBA laris manis, dari domestik dan ekspor, di mana penjualan ekspor pada kuartal II/2021 naik 63 persen.

“Kita meningkatkan ekspor di kuartal II/2021 karena kita yakin apalagi dengan aturan DMO 25 persen, kita pada kuartal II/2021 ini sudah mencapai DMO 61 persen dan lebih tinggi dari target 50 persen. Sehingga di kuartal II/2021 kita fokuskan untuk ekspor,” imbuh Farida.

Beberapa negara juga antusias dengan batu bara dari Bukit Asam karena PTBA termasuk produsen dengan varian batu bara yang lengkap, sehingga permintaannya menjadi tinggi.

“China sendiri itu mereka demand-nya naik 9 kali lipat, Filipina naik 5 kali lipat. Porsi China jadi negara ekspor tujuan kita sekitar 16 persen, Filipina mencapai 4 persen. Sesudah China, demand dari India juga besar. Batu bara kami demandnya banyak, sehingga kami tidak ragu naikan produksi,” tambahnya,

Perinciannya, peminat batu bara PTBA secara global di China 16 persen, India 5 persen, Taiwan 4 persen, Filipina 4 persen, Malaysia 2 persen, dan Vietnam 2 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper