Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat, Bitcoin Mandek

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya, naik tipis 0,1 persen menjadi 92,23, setelah merosot ke 91,941 untuk pertama kalinya sejak 4 Agustus pada Jumat (3/9/2021). Bitcoin hampir datar di US$51.785,60, setelah sebelumnya menyentuh US$51.920.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs dolar AS menguat pada perdagangan Senin (6/9/2021) setelah sempat anjlok akibat laporan pekerjaan AS yang buruk minggu lalu. Penguatan dolar AS ini dibantu oleh imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih kuat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya, naik tipis 0,1 persen menjadi 92,23, setelah merosot ke 91,941 untuk pertama kalinya sejak 4 Agustus pada Jumat (3/9/2021), ketika laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan angka penciptaan lapangan kerja di ekonomi terbesar dunia itu paling sedikit dalam tujuh bulan terakhir hingga Agustus.

Namun, laporan pekerjaan yang lemah tidak memicu gelombang baru penjualan dolar pada Senin, karena greenback menghabiskan sesi Asia dengan didorong lebih tinggi terhadap para pesaingnya, menyebabkan beberapa mata uang utama termasuk euro dan dolar Australia kembali ke level sebelum laporan pekerjaan Jumat (3/9/2021).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10-tahun yang menguat ke level tertinggi lebih dari satu minggu juga mendorong dolar lebih tinggi. Pasar AS yang ditutup untuk liburan Hari Buruh juga berkontribusi pada volume yang lebih rendah.

Sementara itu, para analis masih bearish tentang prospek greenback dengan ahli strategi Citibank memperkirakannya akan melemah dalam beberapa bulan mendatang karena Fed menunda rencana tapering (pengurangan pembelian obligasi) hingga November, para hedge fund diam-diam meningkatkan taruhan bullish.

Data terbaru menunjukkan mereka telah meningkatkan taruhan pada greenback versus euro selama dua minggu berturut-turut, meningkatkan taruhan bersih ke level tertinggi sejak Maret 2020.

Sebagian besar kenaikan dolar AS difokuskan pada dolar Australia yang melemah 0,17 persen menjadi US$0,7435 menjelang keputusan bank sentral pada Selasa, di mana para analis tetap terpecah tentang apakah bank sentral, Reserve Bank of Australia, akan menunda rencana stimulusnya.

National Australia Bank memperkirakan bank sentral akan mengurangi pembelian aset lagi, "meskipun pandangan tapering di tengah penguncian yang berlarut-larut berarti kemungkinan akan menjadi keputusan yang ketat," tulis analis NAB Tapas Strickland dalam sebuah laporan.

Euro juga gagal memperpanjang kenaikannya pada Senin, setelah naik di atas level US$1,19 untuk pertama kalinya sejak akhir Juli. Euro diperdagangkan 0,1 persen lebih lemah pada US$1,1873 sebelum keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis (9/9/2021).

Para ekonom menganggap masih terlalu dini bagi ECB untuk menghentikan stimulus darurat, tetapi bisa setuju untuk memperlambat laju pembelian obligasi setelah inflasi kawasan euro melonjak ke level tertinggi 10-tahun pada 3,0 persen minggu lalu.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin hampir datar di US$51.785,60, setelah sebelumnya menyentuh US$51.920, level yang tidak terlihat sejak 12 Mei. Ether saingan Bitcoin yang lebih kecil diperdagangkan sedikit berubah pada US$3.942,77 setelah mencapai US$4.000 minggu lalu untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper