Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks IDX HiDiv 20 Masih Lesu, Ini Sebabnya Menurut Analis

Penurunan indeks IDX HiDiv 20 masih terjadi meskipun kinerja sejumlah konstituennya menunjukkan pemulihan pada semester I/2021.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Sikap pasar yang cenderung wait and see dan kelanjutan pandemi virus corona menjadi sejumlah sentimen utama masih tertekannya pergerakan indeks IDX High Dividend 20 (IDX HiDiv 20) sepanjang tahun ini

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, sejak awal tahun pergerakan indeks IDX HiDiv 20 memang cenderung mengalami penurunan. Imbas dari kondisi pasar yang cenderung berfluktuatif membuat saham-saham di dalam indeks ini mengalami aksi jual.

“Ini tetap terjadi meski dari sisi kinerja masih menunjukan improvement sepanjang semester I tahun ini,” katanya, dikutip Senin (6/9/2021).

Ia melanjutkan, rilis pencapaian kinerja hingga kuartal III/2021 dan sentimen di pasar secara keseluruhan menjadi pertimbangan pelaku pasar untuk memilih saham-saham dalam indeks ini. Apalagi, sebagian besar konstituen dari indeks ini merupakan saham berkapitalisasi pasar besar (big caps).

“Sementara itu, di pasar lebih banyak ditransaksikan saham-saham med dan small cap,” katanya.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan indeks HiDiv 20 adalah perkembangan kasus virus corona baik di Indonesia maupun luar negeri.

Sukarno menjelaskan, awalnya investor percaya diri dengan kehadiran vaksin yang dapat segera menyelesaikan masalah ini. Tetapi, kemunculan varian virus baru dengan penyebarannya yang lebih cepat dan peningkatan kasus virus corona pasca mudik di Indonesia memicu kembali diberlakukannya PPKM utk menekan peningkatan kasus harian.

Kondisi tersebut memunculkan potensi kembali tertekannya pertumbuhan ekonomi yang membuat pelaku pasar cenderung lebih wait and see. Beberapa pelaku pasar juga mengamankan posisinya dengan melakukan aksi jual yang berimbas pada lesunya indeks ini.

“Faktor eksternal juga datang dari AS yang berencana akan melakukan tapering off di akhir tahun ini,” katanya.

Sukarno menjelaskan, pergerakan indeks HiDiv 20 akan sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara historis, mayoritas indeks pada bulan September akan cenderung terkoreksi sebelum kemudian kembali menguat pada bulan selanjutnya.

Selain itu, pembagian dividen yang akan dilakukan beberapa konstituen indeks seperti INDF dan ICBP pada bulan ini berpotensi kembali mengerek kinerja IDX HiDiv 20. Investor juga dapat memanfaatkan momentum pelemahan pada September 2021 untuk mengoleksi saham-saham pada indeks ini.

Lebih lanjut, outlook IDX HiDiv 20 hingga akhir tahun juga akan didukung oleh fundamental konstituen indeks yang sangat bagus. Hal tersebut juga ditambang dengan potensi peningkatan kinerja emiten-emiten seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper