Bisnis.com, JAKARTA – Penggalangan modal melalui skema transaksi afiliasi dinilai bisa menjadi jalan perseroan menerbitkan surat utang di masa depan.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan tidak mudah bagi perusahaan tercatat untuk menerbitkan surat utang. Pasalnya ada beberapa hal seperti durasi dan peringkat utang perseroan.
“Meskipun memiliki kinerja fundamental yang baik belum tentu pasar akan menyerap karena penerbitan pertama pasti mebutuhkan cost of fund yang besar,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (3/9/2021).
Menurutnya rekam jejak historikal emiten dalam komitmen pembayaran utang sangat penting untuk menarik minat. Oleh sebab itu, transaksi afiliasi bisa menjadi jalan bagi emiten untuk menerbitkan surat utang di masa depan.
Ramdhan menambahkan cost of fund transaksi afiliasi bisa ditekan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan surat utang atau pinjaman bank. Sebagai contoh, perusahaan A dengan peringkat AAA baru bisa menerbitkan utang dengan bunga sekitar 7 persen.
Adapun bunga itu bersaing atau tidak jauh berbeda dengan pinjaman yang diberikan oleh bank. Bahkan mungkin dapat jauh lebih besar lagi tergantung perusahaan.
Baca Juga
“Kalau transaksi afiliasi kan berarti salah satu pihak over likuid sedangkan di dalam satu grup ada yang membutuhkan sehingga biaya lebih rendah,” imbuhnya.
Ramdhan mengambil contoh PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) yang mendapatkan pinjaman Rp200 miliar dari entitas usaha.
Menurutnya, bila menerbitkan surat utang perseroan akan memakan biaya besar karena tidak memiliki rekam jejak penerbitan.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan transaksi afiliasi akan semakin marak. Hal itu, lanjutnya, bisa menjadi cara perseroan dalam membangun karakter dan kepercayaan pasar dalam melunasi komitmen.