Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Komoditas Tekan Marjin, Unilever (UNVR) Siapkan 3 Strategi

Salah satu bahan baku yang digunakan Unilever, minyak kelapa sawit (CPO), sempat menyentuh 4.398 ringgt per ton pada bulan lalu. Level harga 4.000 merupakan rekor karena rentang itu dicapai pada tahun produksi 2008 lalu.
Logo Unilever/Bloomberg
Logo Unilever/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. menyiapkan tiga strategi untuk menghadapi tren kenaikan harga komoditas yang berpotensi menekan marjin perseroan dari sisi pengeluaran bahan baku.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia Arif Hudaya menjelaskan bahan baku merupakan bagian dari tantangan dan kendala di industri fast moving consumer goods (FMCG) tahun ini.

“Harga komoditas saat ini masih terus naik dalam taraf yang kami lihat cukup tinggi. Namun, kami akan melakukan tiga langkah dalam mensiasati hal ini,” kata Arif dalam paparan publik, Rabu (1/9/2021).

Pertama, emiten dengan kode saham UNVR ini akan lebih memprioritaskan program untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas supply chain

Kedua, bekerja sama dengan seluruh pemasok untuk memberikan harga bahan baku yang kompetitif dan potensi mendapatkan kontrak masa depan baik dalam mata uang asing.

Ketiga, menciptakan kemampuan untuk dapat menentukan harga jual sehingga konsumen tetap mampu membeli dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Adapun, salah satu bahan baku utama yang digunakan oleh UNVR untuk produksi adalah minyak kelapa sawit (CPO). 

Data Bursa Malaysia menunjukkan harga CPO sempat menyentuh 4.398 ringgt per ton pada bulan lalu. Level harga 4.000 merupakan rekor karena rentang itu dicapai pada tahun produksi 2008 lalu.

Lebih lanjut, Arif mengatakan perseroan selalu bergerak berhati-hati dalam mengupayakan hasil yang optimal di masa pandemi ini dalam rangka mendapatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Arif menambahkan hingga akhir semester I/2021, perseroan sudah Direktur menyerap belanja modal sekitar Rp350 miliar atau 1,7 persen dari total penjualan.

“Sebagian besar adalah untuk saving project juga untuk safety project dan inovasi dalam melanjutkan peningkatan pertumbuhan brand kami di masyarakat,” kata Arif.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, UNVR membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 7,34 persen menjadi Rp20,17 triliun dari sebelumnya Rp21,77 triliun.

Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) tercatat turun 13,98 persen menjadi Rp4,55 triliun pada semester I/2021 dari sebelumnya Rp5,29 triliun pada semester II/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper