Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer eceran PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., yang memiliki enam anak usaha di antaranya Alfamart, membukukan pertumbuhan kinerja pada paruh pertama 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang tidak diaudit, emiten dengan kode saham AMRT tersebut membukukan pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 72,99 persen.
AMRT membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih sebesar Rp853,29 miliar pada semester I/2021, tumbuh dari sebelumnya Rp493,26 miliar pada semester I/2020.
Lonjakan laba ditopang pertumbuhan laba bruto menjadi Rp8,57 triliun pada semester I/2021 dari Rp7,76 triliun pada semester I/2020 .
Peningkatan juga terjadi pada pendapatan bersih perseroan pada semester I/2021 sebesar 10,37 persen menjadi Rp42,04 triliun. Sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya membukukan AMRT mencatatkan pendapatan Rp38,09 triliun.
Pendapatan perseroan tersebut mayoritas berasal dari bisnis makanan yang menghasilkan Rp28,27 triliun pada semester I/2021. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp24,73 triliun.
Baca Juga
Selain dari makanan, pendapatan bersih berdasarkan jenis persediaan juga berasal dari pendapatan bukan makanan yang sedikit meningkat. Dari Rp13,34 triliun pada semester I/2020 menjadi Rp13,76 triliun pada semester I/2021.
Perseroan juga mendapatkan Rp6,11 triliun dari pendapatan pada lini bisnis jasa. Adapun angka tersebut turun dari pendapatan semester yang sama di 2020 sebesar Rp12,88 triliun.
Jumlah aset perseroan tercatat turut mengalami peningkatan dari Rp25,97 triliun pada akhir tahun 2020 dan per 30 Juni 2021 menjadi Rp26,54 triliun. Jumlah aset tersebut sama-sama meningkat baik aset lancar maupun tidak lancar.
Hal yang sama juga terjadi pada jumlah ekuitas perseroan, dari Rp7,64 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp8,13 triliun pada semester I/2021. Total liabilitas AMRT pun tercatat sedikit meningkat menjadi Rp18,42 triliun, sementara pada akhir 2020 tercatat sebesar Rp18,42 triliun.