Bisnis.com, JAKARTA – PT Invofesta Utama menyarankan investor mulai melirik reksa dana pendapatan tetap karena memberikan imbal hasil menjanjikan.
Tim riset Invofesta menilai investor dengan jangka waktu investasi menengah dapat mempertimbangkan reksa dana berbasis pendapatan tetap karena masih bisa menorehkan imbal hasil yang menarik.
Pasalnya, sentimen tapering yang sempat memberikan kekhawatiran telah diperjelas oleh The Fed melalui FOMC meeting. Bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan tingkat suku bunga karena inflasi yang dianggap masih bersifat sementara.
“[The Fed] mengisyaratkan untuk tetap memulai proses pengurangan pembelian obligasi melalui open market operation,” tulis riset pada Senin (30/8/2021).
Meski demikian, selama tahun berjalan, Infovesta mencatat kinerja reksa dana pasar uang memiliki imbal hasil tertinggi yaitu 2,31 persen. Lalu, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap sebesar 1,51 persen.
Sementara itu, reksa dana campuran dan saham masih mencatatkan imbal hasil negatif masing-masing sebesar 0,68 persen dan 5,34 persen. Tim riset menilai reksa dana berbasis saham masih tertekan karena penurunan yang cukup dalam pada saat covid-19 melanda Indonesia.
Baca Juga
Namun, dalam kuartal III/2021 indeks reksa dana saham dan campuran sudah mencatatkan imbal hasil positif sebesar 0,52 persen dan 0,79 persen.
Infovesta menilai Indonesia telah memasuki era new economy dengan saham-saham berbasis teknologi yang akan bertumbuh pesat hingga tahun 2030. Sehingga, secara jangka panjang, investor dapat mempertimbangkan reksa dana saham berbasis teknologi.
Akan tetapi, memperhatikan toleransi risiko dari masing-masing investor mengingat pergerakan saham-saham di sektor tersebut yang cukup fluktuatif.
Di sisi lain, saham-saham bluechip yang cenderung tertekan sepanjang tahun 2021 mulai menunjukkan kinerja yang lebih baik secara month-to-date pada 27 Agustus 2021 kinerja LQ45 naik 2,75 persen atau yang tertinggi di antara Kompas 100 dan IDX Sektor teknologi.
Masing-masing sebesar 1,15 persen dan minus 8,25 persen. Hal ini membuat investasi pada reksa dana saham berbasis saham bluechip juga dapat menjadi alternatif investasi lainnya bagi investor.