Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Yanaprima Hastapersada (YPAS) 2021 Diproyeksi Capai Rp315 Miliar

Proyeksi kinerja tahun ini memang turun jika dibandingkan realisasi penjualan dan laba bersih tahun lalu disebabkan oleh kondisi pandemi yang tak kunjung reda termasuk dengan adanya pelaksaan PPKM.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SURABAYA - PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), produsen karung/kantong beras dan semen tahun ini memproyeksikan kinerja penjualan mencapai Rp315 miliar dengan laba bersih mencapai Rp5 miliar.

Direktur Keuangan YPAS Rinawati mengatakan proyeksi kinerja tahun ini memang turun jika dibandingkan realisasi penjualan dan laba bersih tahun lalu.

Hal ini disebabkan oleh kondisi pandemi yang tak kunjung reda termasuk dengan adanya pelaksaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kondisi yang terjadi saat ini dan dengan adanya PPKM ini sangat mempengaruhi kondisi perusahaan, dan kita pun belum mengkoreksi target laba, tetapi untuk kuartal III nanti kita lihat jika pelrlu koreksi kami akan koreksi target,” jelasnya dalam virtual paparan publik, Senin (30/8/2021).

Adapun pada 2020 perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp303 miliar atau turun 21,9 persen dibandingkan penjualan 2019 yang mencapai Rp388 miliar. Sementara itu, kinerja laba bersih pada 2020 tercatat mencapai Rp8,3 miliar naik dibandingkan 2019 yakni Rp3,5 miliar.

Rinawati mengatakan penurunan kinerja tahun lalu pun dipengaruhi oleh turunnya permintaan pasar lokal maupun ekspor akibat pandemi yang saat ini masih berlangsung, selain itu juga adanya penyesuaian harga jual yang disebabkan oleh turunnya harga bahan baku.

“Dengan kondisi tersebut utulitas produksi YPAS tahun lalu pun ada di angka 71 persen dari total kapasitas produksi pabrik mencapai 18.000 ton/tahun. Namun untuk tahun ini kami upayakan utilitasnya mencapai 75 persen,” imbuhnya.

Untuk tahun ini, lanjut Rinawati, hingga semester I/2021, YPAS telah merealisasikan penjualan mencapai Rp166,7 miliar atau naik dibandingkan semester I/2020 yang hanya mencapai Rp136 miliar.

Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya koreksi harga jual yang disebabkan kenaikan harga bahan baku pada semester I yang mencapai 49 persen. Kenaikan harga bahan baku tersebut juga belum diimbangi dengan kenaikan harga jual yang optimal karena persaingan harga yang ketat.

“Sorotan lain adalah soal upah minimum pekerja yang menimbulkan daya saing antar perisahaan yang berdomisili di berbagai kota. Misalnya perbedaan upah di Jatim dengan Jateng, ditambah lagi kondisi market yang oversupply, dan kondisi pandemi memasuki tahun kedua juga memberi dampak permintaan pasar melemah,” imbuhnya.

Marketing Manager YPAS Bernard Tjandradjaja mengatakan untuk memperbaiki kinerja, ke depan perseroan akan mengarahkan kapasitas produksi kantong semen ke pasar bebas atau ke karung industri sebab selama pandemi penyerapan kantong semen menurun. Namun begitu, perseroan tetap akan menargetkan pasar di segmen beras, semen, pupuk, dan tepung terigu.

“Sesuai pengalaman kami sejak 2020, sektor pembangunan masih kurang stabil karena itu kami mengarahkan pasar ke industri yang lebih stabil misalnya industri beras, pakan, tepung, atau gula, dan itu pasar bebas yang masih bisa ada penyerapan,” jelasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper