Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berinovasi di Kala Pandemi, Lorena (LRNA) Rambah Bisnis Limbah Medis

Perseroan melihat peluang di tengah kondisi pandemi. Menurut menurut perhitungan awal, industri angkutan limbah medis dapat memberikan profit margin yang cukup besar bagi Lorena.
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan
Managing Director Commercial Vehicle Mercedes Benz Indonesia Ralf Kraemer (kiri), bersama Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti berfoto dengan bis Mercedes Benz 2542 Double Deckers, di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA), emiten perusahaan otobus, tengah menjajaki bisnis pengangkutan limbah medis. Bisnis ini diyakini dapat memberikan profit margin sekitar 20 persen--25 persen untuk perseroan.

Direktur Eka Sari Lorena Transport Dwi Rianta Soerbakti mengatakan pandemi Covid-19 membuat jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit semakin meningkat. Selain itu, regulasi pembuangan limbah medis semakin diperketat, dengan limbah tersebut harus segera diangkut maksimum 1X24 jam dan dikirimkan ke pabrik pengolahan limbah.

“Meskipun ini negatif, namun kami melihat peluang di tengah kondisi pandemi, di mana menurut perhitungan awal, industri angkutan limbah medis dapat memberikan profit margin yang cukup besar bagi perseroan,” ujarnya, dikutip Minggu (29/8/2021).

Namun demikian, keuntungan bisnis baru tersebut belum dapat dinilai secara nominal, karena Lorena baru memulai industri ini dengan menggunakan hanya 3 unit bus, sehingga dampaknya ke perseroan masih sangat kecil.

Lebih lanjut, perseroan juga akan fokus terhadap segmen bisnis rental bus dengan kontrak kerja yang diincar per 1 tahun. Dwi menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19 ini perseroan melihat masih ada satu sektor yang masih membutuhkan rental bus, yakni developer perumahan.

Perseroan saat ini tengah melakukan diskusi dengan salah satu developer perumahan di daerah kota Bogor, yang tengah membangun mega proyek perumahan yang cukup besar.

"Jadi sektor yang kami bidik di tengah pandemi ini untuk segmen rental adalah perumahan berskala besar yang membutuhkan shuttle publik yang bisa keluar dan masuk dari lokasi tersebut menuju tengah kota,” ujarnya.

Untuk mempertahankan bisnisnya, perseroan juga telah melakukan kerja sama operasi (KSO) dengan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) yang dimiliki oleh pemerintah kota Bogor dalam mengikuti proses tender Buy The Service (BTS) yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Adapun jangka waktu dari proyek BTS tersebut 7 tahun.

Per tanggal 18 Agustus, konsorsium PDJT Transpakuan dan perseroan sudah dinyatakan sebagai pemenang. Jadi dalam waktu dekat Lorena akan bekerja sama dengan PDJT Transpakuan untuk mulai melakukan persiapan operasional BTS.

"BTS ini merupakan program yang revolusioner terutama di kota Bogor. Nanti akan ada 75 unit transportasi yang akan menggantikan angkot. Jadi 3 angkot akan digantikan dengan 1 medium bus. Konsep BTS ini mengadopsi dari Transjakarta,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper