Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator bus, PT Eka Sari Lorena Tbk. (LRNA) mencatatkan kinerja terdampak pandemi sepanjang 2020. Pendapatan anjlok, pun catatkan rugi bersih.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, emiten bersandi LRNA ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp65,04 miliar turun 47,78 persen dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp124,57 miliar.
Beban pendapatan langsung pun turut menurun tetapi tidak setinggi penurunan pendapatan. Beban pendapatan langsung pada 2020 sebesar Rp74,5 miliar sementara pada 2019 sebesar Rp94,35 miliar.
Lebih besar pasak daripada tiang, maka perseroan pun mencatatkan rugi kotor pada 2020 sebesar Rp9,45 miliar sementara pada 2019 masih tercatat laba kotor Rp30,22 miliar.
Berlanjut dengan berbagai beban sebelum dan sesudah pajak, perseroan akhirnya mencatatkan peningkatan rugi tahun berjalan menjadi Rp43,02 miliar dibandingkan dengan 2019 yang hanya rugi Rp6,85 miliar.
Sementara itu, jumlah aset perseroan mengalami penurunan menjadi Rp270,5 miliar pada 2020, sementara pada 2019 asetnya mencapai Rp302,63 miliar.
Baca Juga
Penurunan aset terjadi pada jumlah aset tidak lancar yang turun menjadi Rp251,1 miliar dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp264,66 miliar. Sementara, aset lancar turun menjadi Rp19,4 miliar dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp37,97 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan tercatat meningkat menjadi Rp52,35 miliar, padahal pada akhir tahun 2019 total liabilitasnya mencapai Rp41,46 miliar.
Peningkatan terjadi pada liabilitas jangka pendek dan panjang. Jumlah liabilitas jangka pendeknya meningkat menjadi Rp24,27 miliar sementara tahun sebelumnya hanya Rp16,65 miliar. Adapun, jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp28,07 miliar meningkat dari posisi Rp24,8 miliar pada 2019.
Sementara itu, total ekuitas perseroan menurun menjadi Rp218,15 miliar, padahal pada 2019 mencapai Rp261,17 miliar.
Posisi kas dan setara kas perseroan juga menurun menjadi Rp886,45 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2019 yang sebesar Rp16,55 miliar.