Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Matahari Department Store (LPPF) Naik Semester I/2021 Jadi Rp3,5 Triliun

LPPF membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 58,44 persen menjadi Rp3,57 triliun pada semester I/2021.
Gerai Matahari Department Store./Bisnis
Gerai Matahari Department Store./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu emiten ritel Grup Lippo PT Matahari Department Store Tbk. membukukan kinerja yang apik dengan melonjaknya pendapatan dan berbalik untungnya perseroan pada semester I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada periode enam bulan pertama tahun ini yang tidak diaudit, emiten berkode saham LPPF tersebut membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 58,44 persen menjadi Rp3,57 triliun. Sementara pada periode yang sama di 2020, perseroan menghasilkan Rp2,25 triliun.

Peningkatan pendapatan bersih tersebut seiring dengan meningkatnya penjualan eceran dan penjualan konsinyasi bersih perseroan. Pada semester I/2021 ini perseroan membukukan Rp2,20 triliun penjualan eceran yang meningkat dibandingkan dengan semester I/2020 sebesar Rp1,44 triliun.

Penjualan konsinyasi bersih perseroan naik dari Rp760,07 miliar pada semester I/2020 menjadi Rp1,37 triliun pada paruh pertama 2021.

Namun untuk instrumen pendapatan terakhir perseroan yang berkontribusi paling sedikit justru mengalami penurunan. Instrumen tersebut adalah pendapatan jasa yang pada semester I/2021 menjadi Rp7,08 miliar, sementara pada semester I/2020 sebesar Rp48,75 miliar.

Paruh pertama tahun ini, perseroan pun membukukan laba periode berjalan sebesar Rp532,48 miliar. Perseroan pun berhasil membalikkan rugi pada periode berjalan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp357,87 miliar.

CEO Matahari Department Store Terry O’Connor menyampaikan raihan profitabilitas perseroan merupakan bukti kerja keras dan ketekunan karyawan perseroan. LPPF ungkapnya telah melunasi hutang perseroan dan saat ini memiliki saldo kas yang sehat pada akhir periode.

“Oleh karena itu, kami percaya Matahari dapat tampil jauh lebih baik setelah PPKM seiring dengan semakin cepatnya pelaksanaan inisiatif dan tantangan terkait Covid-19 semakin terlampaui dan kami bermaksud menjadikan musim lalu sebagai pembelajaran utama bagi musim Lebaran 2022,” ujar O'Connor dalam keterangan resmi, Kamis (26/8/2021).

Pada laporan keuangan perseroan, tercatat bertambahnya jumlah aset dari Rp6,32 triliun pada kuartal IV/2020 menjadi Rp6,70 triliun pada kuartal II/2021. Di mana jumlah aset lancar dan aset tidak lancarnya sama-sama mengalami peningkatan.

Adapun, jumlah ekuitas perseroan juga mengalami kenaikan dari Rp581,12 miliar pada akhir tahun 2020 menjadi Rp1,39 triliun pada enam bulan pertama 2021.

Sementara itu, jumlah liabilitas LPPF berkurang dari Rp5,74 triliun pada laporan tutup buku 2020 menjadi Rp5,31 triliun pada paruh awal tahun ini. Di mana jumlah liabilitas lancar dan tidak lancar sama-sama berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper