Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah pada akhir perdagangan Senin (23/8/2021) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,58 persen menjadi 92,9582.
Pada akhir perdagangan di New York, euro meningkat menjadi US$1,1748 dari US$1,1695 hari sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi US$1,3729 dari US$1,3622 pada hari sebelumnya. Dolar Australia juga naik menjadi US$0,7216 dari US$0,7136.
Dolar AS dibeli 109,68 yen Jepang, lebih rendah dari 109,80 yen Jepang pada hari sebelumnya. Dolar AS turun juga menjadi 0,9124 franc Swiss dari 0,9176 franc Swiss, dan turun menjadi C$1,2645 dari C$1,2844.
Reaksi pasar di atas muncul setelah data menunjukkan ekspansi sektor swasta AS melambat tajam di tengah keterbatasan kapasitas dan penyebaran virus varian Delta.
Indeks Output Gabungan PMI (Indeks Pembelian Manajer) AS mencatat 55,4 pada Agustus, turun tajam dari 59,9 pada Juli, perusahaan data yang berbasis di London IHS Markit melaporkan pada hari Senin.
Baca Juga
Data IHS Markit terbaru mengenai indeks aktivitas bisnis PMI AS tercatat 55,2 pada Agustus, turun dari 59,9 pada Juli, yang menandakan kenaikan paling lemah dalam output sejak Desember 2020, sementara PMI manufaktur AS berada pada 61,2, turun dari 63,4 pada Juli.