Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sematkan peringkat AA- kepada surat utang yang pernah diterbitkan oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Emiten berkode saham TPIA itu mendapatkan peringkat AA- bagi tiga obligasi. Yaitu Obligasi Berkelanjutan I tahun 2017, Obligasi Berkelanjutan II tahun 2018, dan Obligasi Berkelanjutan III tahun 2020.
Selain itu, Pefindo merevisi outlook peringkat telah dari negatif menjadi stabil. Analis Pefindo Umar Hareddy dan Niken Indriarsih memandang kondisi industri petrokimia yang lebih baik dari perkiraan seiring dengan mulai pulihnya kondisi perekonomian.
“Hal ini menyebabkan marjin yang lebih lebar antara harga bahan baku dan produk petrokimia terlihat dari marjin EBITDA TPIA yang cenderung meningkat selama empat kuartal terakhir,” sebut mereka dikutip pada Selasa (24/8/2021).
TPIA, lanjut mereka, mengalami marjin EBITDA negatif pada kuartal pertama 2020. Namun marjin tersebut telah kembali dan relatif lebih kuat dibandingkan dengan level sebelum pandemi menjadi 24,7 persen pada kuartal pertama 2021.
Mereka berpendapat TPIA didukung oleh sinergi dengan mitra strategis, operasi yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat.
Baca Juga
Meski demikian, sensitivitas terhadap siklus industri, dan risiko terkait dengan ekspansi fasilitas petrokimia membatasi peringkat TPIA.
“Peringkat dapat dinaikkan jika Pefindo berpandangan bahwa profil usaha Perusahaan semakin kuat secara signifikan dan menyediakan diversifikasi produk dan pasar yang lebih baik, yang dapat mengurangi volatilitas marjin, dengan tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif,” sebut Pefindo.
Namun, peringkat dapat diturunkan jika Pefindo melihat ada penurunan secara terus-menerus dalam profil keuangan TPIA karena marjin laba yang lebih lemah dari perkiraan sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku atau penurunan harga produk.
Hal itu dapat diakibatkan dari permintaan untuk produk kimia yang lebih lemah dari yang diantisipasi, terutama di pasar domestik, yang merupakan fokus atau karena percepatan ekspansi kapasitas dari para pelaku industri.