Bisnis.com, JAKARTA - PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), emiten teknologi penyedia layanan online-to-offline UMKM dan toko kelontong di daerah, tercatat telah berhasil mempertahankan tren laba bersih atau 'cuan' per semester I/2021.
Perusahaan teknologi yang tercatat sebagai startup pertama Indonesia yang melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada kisaran 2017 ini mencatatkan laba bersih Rp1,5 miliar atau naik 113,4 persen (year-on-year/yoy) dari kerugian Rp10,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi penjualan, meskipun mencatatkan penurunan menjadi Rp175,4 miliar, KIOS mampu menurunkan beban pokok penjualan dan usaha secara signifikan, sehingga mampu menjaga konsistensi laba Perseroan tahun ini.
Alhasil, laba kotor perusahaan pun turut mengalami peningkatan sebesar 143 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp8,4 miliar.
Roby Tan, Direktur KIOS, menjelaskan bahwa strategi perusahaan yang menjadi pendorong utama kinerja KIOS pada periode ini, antara lain melakukan expansi bisnis, penyempurnaan ekosistem digital, dan fokus dalam pengembangan bisnis baru.
"Capaian ini tak lepas dari strategi Perusahaan untuk melakukan efisiensi, restrukturisasi, dan pengembangan bisnis menyesuaikan peluang bisnis yang sedang tumbuh. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi pendapatan dari iklan dan e-commerce yang melesat tumbuh pada periode ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (23/8/2021).
Baca Juga
Sebagai informasi, KIOS menggandeng Keeppack.id tengah membangun layanan pergudangan digital PT Gudang Pintar Indonesia atau GudangPintar.id, untuk melengkapi ekosistem ritel digital mitra Kioson yang saat ini telah mencapai lebih dari 80.000 outlet.
GudangPintar berperan sebagai Fulfillment Center, menjadi solusi logistik bagi seller yang berjualan secara Online, Brand, atau Marketplace, agar mereka bisa cepat dan menghemat waktu dalam memenuhi kebutuhan order para pelanggan.
"Hingga Agustus tahun 2021 ini, KIOS telah membangun lebih dari 80 gudang dan menargetkan dapat membangun 1.000 gudang pada akhir tahun 2022," tambahnya.
Direktur KIOS Ornela Bartin, menambahkan bahwa strategi ini sebelumnya diambil karena pihaknya melihat potensi bisnis yang cukup besar dari GudangPintar.
"Melihat hasil kinerja kuartal II/2021, perusahaan optimis dapat konsisten mempertahankan kinerja hingga akhir tahun," jelas Ornela.
Ke depan, kinerja KIOS diharapkan kian moncer dengan kehadiran layanan RetailKita yang memiliki peran sebagai penghubung antara warung mitra dengan produsen fast moving consumer goods (FMCG) atau Digital Distribution Hub.
Integrasi ini akan mememungkinkan produk mitra UMKM secara otomatis tersebar ke 1.000 gudang, di mana posisi jumlah stok di gudang RetailKita dan di mitra warung, serta jumlah penjualan harian, bisa diakses secara live melalui sistem.
Dalam waktu dekat, KIOS berencana melakukan aksi korporasi dengan mekanisme Rights Issue berkaitan hal ini. KIOS akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 24 Agustus 2021 mendatang.
Hasil dari aksi korporasi tersebut rencananya akan digunakan Perusahaan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha tersebut.
"Untuk mencapai target, KIOS terus mencari peluang bisnis, melakukan inovasi dan kolaborasi bisnis kedepannya. Salah satunya dari kolaborasi Perseroan dengan PT Telekomunikasi Selular [Telkomsel] dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk [Surge] yang meluncurkan layanan iklan digital guna melengkapi ekosistem digital yang lebih terintegrasi," tutupnya.