Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah calon emiten segera melakukan penawaran umum perdana atau IPO sepanjang Agustus ini di antaranya dilakukan melalui E-IPO.
Menurut Direktur PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo E-IPO bisa membuka peluang untuk perusahaan yang belum besar untuk bisa mengembangkan usahanya dan menjadi lebih maju.
“Kita perlu menyampaikan terima kasih kepada BEI, karena jadi banyak perusahaan dapat kesempatan bisa melakukan penawaran umum. Jadi tidak perlu menunggu besar untuk IPO, tapi besar dari IPO. Kita harapkan banyak perusahaan yang bisa berkembang,” ujarnya Kamis (19/8/2021).
Mirae Asset sendiri saat ini menampung beberapa calon emiten yang tengah book building atau penawaran harga sebelum listing di bursa. Dengan proses ini, menurutnya, akan menjadi sangat menarik bagi investor.
“Karena sekarang sudah dilakukan E-IPO, seluruh masyarakat bisa dengan mudah menyampaikan pemesanan dari penawaran umum saham yang ditawarkan kepada masyarakat. Antusiasme masyarakat bisa disalurkan dari E-IPO ini, tidak hanya nasabah underwriter saja,” jelasnya.
Salah satu yang bakal segera IPO September mendatang adalah PT GTS Indonesia, yang bergerak di bidang transportasi gas alam.
Baca Juga
Anggota Kehormatan AEI ( Asosiasi Emiten Indonesia) The Lekatompessy menilai bahwa IPO yang akan dilakukan bisa menarik investor melihat perusahaannya terus meraup laba dan belum punya kompetitor di tengah tren perusahaan IPO baru yang harga sahamnya menurun.
“Untuk saat ini, GTSI kan belum punya kompetitor, kemudian walaupun GTSI perusahaan kecil tapi profitable,” kata dia.
Theo menjelaskan, jika nanti sudah ada kompetitor pun dari IPO yang dilakukan perusahaan bisa mengembangkan pasar sendiri sehingga tidak berbenturan dengan calon kompetitor yang merupakan perusahaan besar seperti Pertamina, PLN, dan PGN.
Adapun, dengan adanya E-IPO, Theo mengatakan selain bisa menargetkan investor besar, bisa juga menjaring investor milenial yang umumnya megharap untung dalam 1-2 bulan.
“Walaupun perusahaan ini profitnya jangka panjang, tapi dengan E-IPO bisa terjaring juga untuk yang mau ikut investasi jangka pendek,”
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan INSA (Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia) juga menyarankan perusahana untuk menaruh target lebih tinggi pada investor besar atau pemain di usaha pelayaran yang memahami keuntungan investasi di dunia pelayaran.
“Yang jangka pendek bisa 10 persen saja mungkin. E-IPO bisa menarik sekali untuk buka akses untuk milenial, orang daerah, atau ibu rumah tangga bahkan agar bisa ikut menikmati dari harga saham dan dividen,” ungkapnya.