Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) angkat bicara mengenai kabar viral defisit yang dialami perusahaan sehingga keberlangsungan perusahaan diragukan.
Herwin Hidayat, Director & Investor Relations Bumi Resources Minerals (BRMS) menyebutkan, kabar itu dikarenakan pengambilan opini auditor dari laporan keuangan dinilai tidak lengkap.
"Di bagian Opini, Kantor Akuntan Publik [Tan Jimmy] dengan jelas menyampaikan opini sebagai berikut: Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian interim terlampir menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Bumi Resources Minerals Tbk dan entitas anaknya per tanggal 30 Juni 2021, serta kinerja keuangan dari arus kas konsolidasian interimnya untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia," tulis Herwin dalam keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021).
Dia menyebutkan perusahaan tengah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi posisi retained earning yang saat ini masih defisit yang juga telah dituangkan dalam catatan laporan keuangan.
Langkah itu meliputi optimalisasi anak usaha BRMS yaitu PT Citra Palu Minerals telah memperoleh izin operasi produksi dari pemerintah, dan saat ini tengah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas yang kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari.
"Anak usaha BRMS lainnya, yaitu PT Gorontalo Minerals juga telah mendapatkan Izin Operasi Produksi dari Pemerintah dan tengah berencana untuk mengajukan permohonan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan operasi produksi tambahan," ulas Herwin.
Baca Juga
Dia menambahkan, BRMS juga telah menyampaikan Keterbukaan Informasi per tanggal 30 Juli 2021 untuk rencana Perusahaan untuk melakukan aksi korporasi Penawaran Umum Terbatas. Aksi korporasi tambah modal itu rencananya akan digunakan untuk mengembangkan proyek tambang emas di Gorontalo
"Rencana PUT oleh BRMS ini juga telah disetujui di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 6 Agustus 2021 lalu," katanya.
Herwin menyebutkan sejak tahun 2020 yang ditandai mulai berproduksinya proyek tambang emas di Palu, perusahaan telah mulai membukukan laba bersih yang positif.
"Diharapkan dalam waktu dekat di masa mendatang, retained earning perusahaan akan segera menjadi surplus," harapnya.