Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan resmi melantai di pasar modal pada Jumat (6/8/2021) sebagai emiten dengan dana IPO terbesar di Indonesia.
Unicorn e-commerce ini menawarkan 25.765.504.800 saham dengan harga Rp850 per saham. Artinya, raksasa teknologi itu berpotensi meraup dana mencapai Rp21,9 triliun. Jumlah itu melampaui dana yang pernah diraup oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp12,25 triliun.
Selain menarik dana yang besar dari public, BUKA juga menunjuk salah seorang warga Nahdlatul Ulama (NU) menjadi komisaris. Sebagaimana diketahui, NU adalah salah satu organisasi muslim terbesar di Indonesia.
Adapun, warga NU yang ditunjuk menjadi komisaris adalah Yenny Wahid. Wanita berusia 46 tahun itu resmi ditunjuk sebagai komisaris independen pada 2021. Salah satu tugas Yenny sebagai komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijaksanaan serta jalannya pengurusan pada umumnya.
Dewan Komisaris juga wajib membentuk maupun menentukan susunan komite audit maupun komite lainnya di Pasar Modal. Selain itu, berkewajiban melakukan evaluasi terhadap kinerja komite-komite tersebut setiap akhir tahun buku Perseroan.
Selain menjadi Komisaris, Yenny juga ditunjuk menjadi Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan. Masa tugas anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dan Kebijakan adalah selama lima tahun dan tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris Perseroan.
Baca Juga
Selain bertugas di BUKA, Yenny juga menjabat sebagai Komisaris Independen di Garuda Indonesia dan Head of Foreign Affairs Division di Muslimat NU.