Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom mengatakan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait tumbuhnya perekonomian Indonesia pada kuartal II/2021 menjadi salah satu pendorong hijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (5/8/2021).
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan terdapat beberapa sentimen positif pendorong positifnya pergerakan IHSG dalam beberapa hari ini.
“Ada efek positif [pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07 persen di kuartal II/2021] ke IHSG untuk saat ini,” sebut Budi kepada Bisnis, Kamis (5/8/2021).
Selain itu pergerakan IHSG yang terus hijau pada pekan ini, ungkap Budi juga ditopang oleh masuknya dana asing ke pasar modal.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan kemarin, Rabu (4/8/2021), investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp358,47 miliar dengan total transaksi sebanyak Rp14,81 triliun.
Kemudian berdasarkan data Bloomberg, setelah sesi I dibuka kembali investor asing tercatat melakukan aksi net buy sebesar Rp670,36 miliar pada pukul 13.30 WIB. Di sisi lain, total transaksi pada waktu yang sama telah tercatat sebesar Rp10,57 triliun.
Baca Juga
Sasaran aksi beli investor asing pun siang ini paling banyak tertuju pada saham perbankan yaitu BBRI sebanyak Rp229,0 miliar, BMRI sebanyak Rp82,9 miliar, BBCA sebanyak 60,6 miliar, dan BBNI sebanyak Rp25,4 miliar.
Disamping aksi beli investor asing tersebut, Budi mengungkapkan bahwa membaiknya laporan keuangan banyak emiten pada kuartal II/2021 juga menjadi pendorong menguatnya pasar modal saat ini.
Kemudian juga penguatan rupiah ungkap Budi, dan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan vaksinasi Covid-19 yang beriringan dengan berkurangnya kasus positif Covid-19 juga merupakan sentimen positif.
Seterusnya, Budi mengungkapkan, pergerakan IHSG hingga akhir tahun masih akan bergantung dengan apakah pandemi bisa teratasi hingga akhir tahun sehingga positivity rate menjadi kurang dari 5 persen.
“Jika ini bisa tercapai, indeks bisa ke 6.500-6.600. Jika tidak, kisarannya hanya di 6.200-6.300 saja,” tutur Budi.
Sebelumnya BPS mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen kuartal II/2021, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Realisasi ini sesuai dengan harapan pemerintah yang menargetkan ekonomi tumbuh di kisaran 7 persen.
Di tengah rekor harian Covid-19 yang sempat melonjak tajam, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 akan mencapai 7 persen, naik dari minus 0,74 persen di kuartal I/2021.
"Di kuartal kedua, kita optimis insyaallah tumbuh kurang lebih 7 persen," kata Jokowi dalam Munas Kadin beberapa waktu lalu (30/6/2021).
Pemerintah sebenarnya memasang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 6,9 persen hingga 7,8 persen.