Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (5/8/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG terpantau parkir pada posisi 6.202,42 di akhir sesi I, menguat 0,7 persen atau 43,38 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 6.173,57 - 6.206,68
Tercatat, sebanyak 216 saham menguat, 269 saham melemah dan 158 saham bergerak ditempat.
Investor asing tercatat memborong saham BBRI sebesar Rp230,8 miliar, atau terbanyak hingga penutupan sesi I. Menyusul dibelakangnya adalah BMRI senilai Rp82,5 miliar
Selanjutnya, saham BBCA juga diborong senilai Rp54,8 miliar diikuti BBNI senilai Rp26,6 miliar, dan ASII sebesar Rp7,5 miliar.
Sebelumnya, Technical analyst Samuel Sekuritas Indonesia William Mamudi memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setelah breakout dari resisten level 6.150.
Baca Juga
“Pola inverted head and shoulders terbentuk dengan target resisten berikut di level 6.400,” tulis William Mamudi dalam risetnya.
Penguatan IHSG sejalan dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia mengalami perbaikan yang positif pada periode Maret-Juni 2021. Pada kuartal II/2021, BPS mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen secara tahunan.
Adapun, dibandingkan dengan kuartal I/2021, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 3,31 persen. Kemudian, secara kumulatif pada Januari-Juni 2021 juga tumbuh sebesar 3,1 persen jika dibandingkan dengan semester I/2020.
Pada kuartal II, perekonomian Indonesia yang diukur daari besaran PDB atas dasar harga berlaku Rp4.175,8 triliun, sedangkan harga konstan PDB Rp2.772,8 triliun.
"Dengan demikian pertumbuhan pada kuartal 2 2021 secara kuartalan, kalau dibandingkan dengan kuartal 1/21, perekonomian Indonesia tumbuh 3,31 persen, sementara secara yoy, perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2021).
Dia menjelaskan, pertumbuhan yang positif tersebut didorong oleh dua faktor, yaitu pemulihan ekonomi dan efek dari basis yang rendah, khususnya pada kuartal II/2021, di mana pertumbuhan ekonomi saat itu terkontraksi -5,32 persen.