Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Karawaci (LPKR) Proyeksi Penjualan Tumbuh 30 Persen hingga Akhir 2021

CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan pihaknya optimistis tren penjualan LPKR akan terus meningkat, khususnya dari segmen first time home buyer di kalangan anak muda.
Kawasan Lippo Kemang, Jakarta Selatan./lippokarawaci
Kawasan Lippo Kemang, Jakarta Selatan./lippokarawaci

Bisnis.com, JAKARTA – Melihat tren penguatan pada sektor properti, emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 30 persen sepanjang 2021.

CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan pihaknya optimistis tren penjualan LPKR akan terus meningkat, khususnya dari segmen first time home buyer di kalangan anak muda.

"Tren ini muncul karena tingginya kebutuhan hunian khususnya dari milenial dan Indonesia merupakan negara dengan populasi kalangan muda terbesar," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/8/2021). 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, LPKR membukukan pendapatan senilai Rp7,22 triliun. Realisasi itu naik 35,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp5,33 triliun.

Kenaikan pendapatan LPKR utamanya ditopang oleh pertumbuhan pendapatan pengembangan real estat sebesar 47,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,93 triliun. Sedangkan pendapatan dari bisnis real estate management & services mencatatkan pertumbuhan 32,89 persen menjadi Rp5,26 triliun.

Adapun, pendapatan prapenjualan atau marketing sales LPKR melesat 122 persen secara tahunan menjadi Rp2,33 triliun pada semester I/2021. Dengan demikian, LPKR telah merealisasikan 67 persen dari target prapenjualan yang ditetapkan.

"Hal ini juga menguatkan berbagai rencana bisnis yang kami targetkan dengan proyeksi pertumbuhan penjualan mencapai 30 persen di tahun ini," papar John.

Sementara itu, CLSA Sekuritas memprediksikan LPKR mampu membukukan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun di tahun 2021.

Menurut analis CLSA Sekuritas Jonathan Mardjuki dan Wirandi Ng, angka tersebut menjadi rekor tertinggi sekaligus naik dari tahun 2020 sejumlah Rp2,6 triliun, tahun 2019 sejumlah Rp1,8 triliun, tahun 2018 sejumlah Rp1,6 triliun, dan tahun 2017 sejumlah Rp704 miliar.

"Peningkatan penjualan didorong oleh sejumlah stimulus properti, suku bunga rendah, serta besarnya permintaan generasi milenial dan kelas menengah," tulisnya dalam riset.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper