Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Cemerlang MNC, Ini Rekomendasi Saham dari Mirae Sekuritas

Kinerja PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) diprediksi semakin membaik seiring dengan tambahan pemasukan iklan.
Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI, salah satu stasiun TV milik PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).
Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI, salah satu stasiun TV milik PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja semester pertama 2021 cemerlang, Mirae Asset Sekuritas pertahankan rekomendasi beli untuk PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengungkapkan sinetron Ikatan Cinta mendorong pendapatan yang kuat pada April 2021 bagi emiten grup media ini.

Perusahaan baru saja mempublikasikan hasil indikatif kuartal II/2021. MNCN membukukan bottom line sebesar Rp865,3 miliar pada kuartal II/2021 naik 34,3 persen secara tahunan dan naik 116,7 persen secara kuartalan.

"Bottom line indikatif semester I/2021 sejalan dengan 54 persen proyeksi Mirae terhadap tahun penuh 2021, tetapi di atas konsensus dengan mencapai run-rate 59 persen terhadap perkiraan tahun penuh 2021," jelasnya dalam riset, Selasa (3/6/2021).

MNCN mencatat pemasukan sekitar Rp145 miliar per 30 detik ketika biasanya Rp50 miliar-Rp60 miliar per 30 detik, dari kartu tarif iklannya untuk sinetron paling populer berjudul Ikatan Cinta pada April 2021, yang menurut perusahaan adalah tertinggi dalam sejarah RCTI.

Namun demikian, perusahaan juga menyebutkan diskon yang diberikan kepada klien jika iklan dipesan secara bundle dengan TV dan platform lain, seperti MNCTV, newsportal, RCTI+, dll.

"Kami mengulangi rekomendasi beli terhadap saham MNCN dengan target harga Rp1.600," katanya.

Pada penutupan perdagangan Selasa (3/8/2021), saham MNCN naik 4,43 persen atau 35 poin menjadi Rp825. Kapitalisasi pasarnya Rp12,42 triliun dengan valuasi PER 7,77 kali. Sepanjang 2021, saham MNCN turun 27,63 persen.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021 perseroan, emiten berkode MNCN ini mencectak pendapatan naik 23 persen menjadi Rp4,86 triliun dibandingkan dengan pendapatan Rp3,96 triliun pada semester pertama tahun lalu.

Pendapatan tersebut ditopang oleh kenaikan signifikan pada pendapatan periklanan yang meningkat 27 persen menjadi Rp4,59 triliun dari Rp3,61 triliun semester pertama tahun lalu.

Dengan pendapatan dari iklan digital meningkat 117 persen menjadi Rp889,18 miliar dibandingkan dengan Rp409,08 miliar. Sedangkan, pendapatan dari iklan non-digital juga tumbuh 16 persen menjadi Rp3,7 triliun dari Rp3,2 triliun.

Pendapatan dari produksi konten turun 10 persen menjadi Rp727,03 miliar dari Rp807,92 miliar. Sementara, pendapatan lain-lain turun 22 persen menjadi Rp46,09 miliar dari Rp59,39 miliar.

Beban pendapatan perseroan juga meningkat 35 persen menjadi Rp1,86 triliun dari Rp1,38 triliun dengan kenaikan nilai depresiasi dan amortisasi naik menjadi Rp148,27 miliar dari Rp107,17 miliar.

Dengan demikian, laba bersih MNCN meningkat 26 persen menjadi Rp1,26 triliun pada semester I/2021 dari Rp1 triliun pada semester I/2020 dengan margin laba bersih naik menjadi 26 persen dari 25 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper