Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harum Energy (HRUM) Tambah Saham di Perusahaan Smelter Nikel Rp595 Miliar

HRUM melalui PT Tanito Harum Nickel (THN), telah membeli 256.187 saham baru atau setara 14,7 persen saham yang dikeluarkan oleh PT Infei Metal Indsutry (PT IMI).
Nikel/Istimewa
Nikel/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan pengelola smelter nikel melalui transaksi senilai US$46,11 juta (Rp595,25 miliar).

Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara menyampaikan HRUM melalui PT Tanito Harum Nickel (THN), telah membeli 256.187 saham baru atau setara 14,7 persen saham yang dikeluarkan oleh PT Infei Metal Indsutry (PT IMI).

Nilai transaksi yang dilakukan pada 30 Juli 2021 itu mencapai US$41,16 juta. Dengan perhitungan kurs Jisdor Rp14.462, maka total transaksi tersebut setara dengan Rp595,25 miliar.

"Setelah transaksi, THN memiliki 39,2 persen saham di PT IMI," paparnya dalam keterbukaan informasi, Senin (2/8/2021).

PT IMI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemurnian (smelter) nikel. Tujuan transaksi adalah meningkatkan kepemilikan saham HRUM di bisnis nikel.

Sebelumnya, HRUM tengah menantikan penyelesaian smelter nikel yang dimiliki perseroan melalui PT THN di PT Infei Metal Industry (IMI).

PT THN memiliki 24,5 persen saham PT IMI setelah membeli 259.603 saham IMI dengan harga jual beli US$68,6 juta pada medio Februari 2021.

Ray menjelaskan bahwa smelter itu sudah dalam tahap konstruksi sejak akhir 2020 dan ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada kuartal I/2022.

Nantinya, smelter itu akan memproses bijih nikel yang ditambang dari PT Position lebih lanjut untuk menjadi Nickel Pig Iron atau NPI.

Dia memproyeksikan smelter tersebut akan berkontribusi penuh bagi keuangan perseroan pada 2023 dan diharapkan dengan prospek harga nikel dunia yang naik sehingga dapat mendorong lini bisnis nikel sebanding dengan kontribusi bisnis batu bara saat itu.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, HRUM mencetak pendapatan US$155,72 juta naik 12,84 persen dari US$102,54 juta pada semester pertama 2020.

Kontribusi pendapatan tertinggi didapat dari kontrak dengan pelanggan yang meningkat menjadi US$108,96 juta dibandingkan dengan US$96,09 juta. Pendapatan sewa juga meningkat menjadi US$6,76 juta dari US$6,44 juta.

Beban pokok pendapatan perseroan menciut menjadi US$69,47 juta dibandingkan dengan US$71,21 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Sayangnya, pada pos beban umum dan administrai meningkat menjadi US$13,25 juta dari US$11,54 juta. Pos beban lainnya meningkat signifikan menjadi US$11,01 juta dibandingkan dengan US$4.859. Pos beban keuangan juga meningkat menjadi US$1,14 juta dari US$560.428.

Dengan demikian, laba sebelum pajak penghasilan menjadi US$27,34 juta turun daripada US$28,35 juta pada 30 Juni 2020. Beban pajak penghasilan meningkat, sehingga laba periode berjalan menjadi US$19,08 juta lebih rendah dari kinerja semester pertama 2020 sebesar US$23,86 juta.

Walhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih HRUM turun 52,77 persen menjadi US$10,35 juta. Padahal, semester pertama tahun lalu HRUM berhasil mencetak laba bersih US$21,92 juta.

Adapun, total ekuitas HRUM meningkat menjadi US$467,53 juta pada semester ini dari US$454,79 juta pada akhir tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper