Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. menorehkan kenaikan kinerja pada semester I/2021 seiring dengan kenaikan penjualan dan pengiriman nikel.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham INCO membukukan pendapatan senilai US$414,94 juta atau naik 15,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$360,37 juta.
Adapun, laba bersih mengalami pertumbuhan 15,14 persen di sepanjang semester I/2021 menjadi US$58,78 juta dari sebelumnya US$53,12 juta pada semester I/2020.
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy memaparkan perseroan mengirimkan 15.845 metrik ton nikel matte dan penjualan sebesar US$208,4 juta pada kuartal II/2021.
“Volume penjualan sekitar 7 persen lebih tinggi pada kuartal II/2021 dibandingkan pada kuartal I/2021, mengimbangi harga realisasi rata-rata yang lebih rendah pada kuartal tersebut,” kata Febriany Eddy dalam keterangan resmi, Rabu (28/7/2021).
Dia melanjutkan bahwa perseroan juga menyelesaikan kegiatan pemeliharaan kritikal pada kuartal II/2021 yang memungkinkan tingkat produksi tercapai seperti yang diharapkan.
Baca Juga
Lebih lanjut, INCO membukukan EBITDA senilai US$72,3 juta pada kuartal II/2021 atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya US$88,9 juta. Pelemahan ini terjadi disebabkan oleh biaya yang lebih tinggi dan harga realisasi rata- rata nikel yang lebih rendah.
Seiring dengan penurunan EBITDA, laba INCO pada kuartal II/2021 menjadi US$25,1 juta atau turun dari kuartal sebelumnya US$33,7 juta.
Dibandingkan dengan kuartal I/2021, lanjut Febriany Eddy, konsumsi HSFO per metrik ton nikel matte meningkat 22 persen, sementara konsumsi batu bara turun 12 persen, mengimbangi HSFO yang lebih tinggi pada kuartal II/2021.
“Selama kuatal II/2021, baik harga HSFO, diesel, dan batu bara mengalami peningkatan masing-masing sebesar 17 persen, 17 persen, dan 10 persen,” kata Febriany Eddy.
Kas dan setara kas INCO per 30 Juni 2021 tercatat sebesar US$426,5 juta, naik dari US$386,2 juta pada posisi 31 Maret 2021. Pada periode tersebut, INCO mengeluarkan belanja modal sekitar US$33,3 juta atau lebih rendah dibandingkan serapan pada kuartal I/2021 senilai US$38,5 juta.