Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengumumkan penurunan produksi nikel dalam matte pada semester I/2021.
CFO Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyampaikan INCO memproduksi 15.058 ton nikel dalam matte pada kuartal II/2021. Volume produksi itu turun 1 persen dari 15.198 ton pada kuartal I/2021 dan 20 persen lebih rendah dari 18.701 ton pada kuartal II/2020.
"Volume produksi lebih rendah karena beberapa aktivitas pemeliharaan yang terencana di pabrik pengolahan," paparnya dalam keterangan resmi, Senin (19/7/2021).
Secara total, volume produksi pada semester I/2021 mencapai 30.246 ton, turun 17 persen dari 36.315 ton pada semester I/2020. Penurunan itu disebabkan aktivitas pemeliharaan dan kadar nikel yang lebih rendah pada kuartal I/2021.
Bernardus menyebutkan Vale Indonesia mempertahankan target produksi setahun penuh pada level 64.000 ton pada 2021.
Sementara itu, Vale Indonesia bersama dua mitra kerja, Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai), resmi tanda tangani perjanjian untuk fasilitas pengolahan nikel Bahodopi.
Baca Juga
Perjanjian ini ditandatangani oleh Febriany Eddy, CEO Vale Indonesia di Jakarta, Wei Chengwen, Presiden Taigang dan Wang Wenlong Ketua Xinhai Technology di Shanghai.
Tanda tangan ini disaksikan baik langsung maupun online oleh Eduardo Bartolomeo, CEO Vale, Chen Derong, Ketua China Baowu, Wang Wenguang, Ketua Dewan Xinhai Technology dan Mark Travers, Presiden Komisaris Vale Indonesia, dan Wakil Presiden Eksekutif untuk Base Metals dengan Vale.
Dalam Perjanjian Kerangka Kerjasama ini, INCO, Taigang dan Xinhai telah menyepakati secara prinsip hal-hal utama terkait proyek tersebut.
"INCO, Taigang dan Xinhai akan membentuk perusahaan patungan [JV Company] untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah," jelas Chief Executive Officer Vale Indonesia Febriany Eddy, Kamis (24/6/2021).
Perusahaan patungan akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Selain itu, semua Pihak menyetujui bahwa INCO akan memiliki 49 persen saham JV Co dan mitra akan memiliki 51 persen saham.
Pada penutupan perdagangan Senin (19/7/2021), saham INCO ditutup di level Rp5.350, sama seperti sebelumnya. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp53,16 triliun dengan valuasi PER 27,08 kali. Sepanjang 2021, saham INCO naik 4,9 persen.