Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayora (MYOR) dan Unilever (UNVR) Siapkan Strategi Tangkis Tantangan PPKM Darurat

Sederet pembatasan pergerakan yang diberlakukan pemerintah memaksa dua emiten sektor barang konsumer ini memutar otak untuk menyiasati tekanan dari pelemahan daya beli.
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten barang konsumer tengah menyiapkan strategi untuk menahan tekanan dari pelemahan daya beli di masa pandemi dan kenaikan harga komoditas di semester II/2021.

Untuk menghambat penularan pandemi, pemerintah telah berkali-kali mengeluarkan pembatasan sosial baik secara ketat maupun longgar. Pembatasan terbaru bertajuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlangsung sejak 3-25 Juli 2021 pun telah menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2021.

Emiten barang konsumer PT Mayora Indah Tbk. sudah menyiapkan strategi yang akan dilakukan sambil mencermati perkembangan situasi PPKM dan lockdown di paruh kedua 2021 tersebut.

Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar mengatakan kondisi pembatasan sosial membuat perseroan harus fokus ke hal yang tepat seperti media atau saluran untuk mencapai pelanggan, fokus ke stock keeping unit (SKU) yang diberikan prioritas, dan ekspansi secara berhati-hati.

“Kami juga terus melakukan inovasi dalam mencapai pertumbuhan. Ada dua hal dalam inovasi ini, tidak hanya produk baru tapi juga perseroan juga berusaha agar ide kreatif dan strategi pemasaran bisa memberikan kampanye yang baik bagi brand,” papar Hendrik, Jumat (23/7/2021).

Selanjutnya, emiten dengan kode saham MYOR ini juga akan terus melakukan investasi ke brand eksisting. Produk-produk baru yang diluncurkan akan diberi di-support untuk memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

Sementara kenaikan harga komoditas akan disiasati MYOR salah satunya dengan mendekatkan diri ke jalur suplai yang lebih upstream misalnya langsung membeli dari petani penyedia komoditas.

“Dan juga kami akan melakukan pembelian di musim panen, pada saat harga komoditas tidak sedang melambung tinggi,” tutur Hendrik.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. menilai bisnis fast moving consumer goods (FMCG) masih belum dapat pulih karena pandemi menyebabkan konsumen berhati-hati dalam memilih pola konsumsi.

“Berbagai tantangan tersebut tentunya mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari perseroan. Kondisi ini juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai mempengaruhi biaya produk,” kata Ira pekan lalu.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, emiten dengan kode saham UNVR ini disebut memiliki strategi yang menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Ira mengatakan strategi itu dimanifestasikan dalam lima prioritas yaitu mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment.

Selanjutnya memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel, penerapan e-everything di semua lini, serta tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper