Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayora Indah (MYOR) Lebarkan Sayap di Luar Negeri, Perluas Pangsa Ekspor

MYOR berencana akan menambah negara tujuan ekspor baru pada tahun ini yaitu ke Pantai Gading, Swiss, dan Belgia.
Kantor PT Mayora Indah Tbk./mayora
Kantor PT Mayora Indah Tbk./mayora

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumer PT Mayora Indah Tbk. akan memperluas pangsa ekspor untuk menggenjot pundi-pundi pendapatan. Selain menambah pasar ekspor baru, emiten dengan kode saham MYOR ini juga akan memperkuat posisinya di pasar ekspor eksisting.

Regional Sales Manager Mayora Indah David Junaidi menjelaskan kinerja ekspor perseroan pada tahun berjalan terpantau sangat baik.

“Kami tumbuh puluhan persen dari ekspor sampai April 2021, lebih dari 50 persen pertumbuhannya. Kami sangat optimistis dan positif terhadap pasar ekspor,” kata David dalam paparan publik, Jumat (23/7/2021).

Adapun, MYOR berencana akan menambah negara tujuan ekspor baru pada tahun ini yaitu ke Pantai Gading, Swiss, dan Belgia.

Sementara untuk negara ekspor eksisting akan dilakukan penambahan variasi produk yang ditawarkan serta meningkatkan pangsa pasar.

Secara total, MYOR membidik kenaikan penjualan sebesar 10,3 persen pada 2021 menjadi Rp27 triliun.

Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar menjelaskan target penjualan yang ingin dicapai perseroan pada tahun ini senilai Rp26,98 triliun atau naik 10,3 persen dari realisasi tahun lalu senilai Rp24,47 triliun.

Selanjutnya, laba kotor ditargetkan naik 8 persen menjadi Rp7,88 triliun, laba usaha diperkirakan naik 7,2 peren menjadi Rp3,03 triliun, dan laba bersih bisa tumbuh 1,9 persen menjadi Rp2,13 triliun.

“Angka proyeksi ini merupakan angka yang cukup realistis untuk dicapai perseroan,” kata Hendrik.

Direktur Utama Mayora Indah Andre Sukendra Atmadja menambahkan proyeksi kinerja perseroan pada 2021 ini memang dibuat konservatif setelah melihat perkembangan pandemi Covid-19 secara global maupun domestik.

Dia menunjukkan beberapa negara sudah kembali mengetatkan pembatasan sosial seperti di India dan Indonesia. Bahkan, dil Filipina kini sudah kembali diberlakukan lockdown.

“Melihat pandemi ini kami cenderung konservatif untuk mengatur kegiatan perseroan,” tutur Andre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper