Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada akhir perdagangan, Senin (19/7/2021) seiring dengan bayang-bayang PPKM Darurat.
Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin menjelaskan selain ketakutan perpanjangan PPKM Darurat, perayaan Iduladha besok menjadi tekanan bagi pasar saham jika angka penularan kembali meningkat.
Namun, Ferry menyebutkan pasar akan kembali mampu keluar dari tekanan jika angka penularan setelah Iduladha ini mampu ditahan atau tidak membludak.
"Tapi juga masih ada bayang-bayang yaitu Iduladha besok yang mana tradisinya soal Id ramai-ramai dan pulang kampung tapi kalau bisa terkendali saya rasa market harusnya keluar dari tekanannya," jelas Ferry dalam diskusi virtual, Senin (19/7/2021).
Dia menyebutkan dirinya yakin pemerintah akan melonggarkan PPKM dan mengetatkan protokol kesehatan dengan pertimbangan ongkos ekonominya lebih rendah dibandingkan harus melakukan perpanjangan selama seminggu atau dua minggu.
"Market masih takut adanya perpanjangan PPKM, ongkos ekonomi lebih tinggi banyak perusahaan gulung tikar, melihat dari kurva yang menurun seharusnya pemerintah melakukan pelonggaran," jelasnya.
Baca Juga
Dari segi fundamental, Ferry masih optimistis, menurutnya dalam 10 tahun terakhir ekspor Indonesia masih tertinggi kemudian dukung oleh naiknya harga komoditas CPO dan batu bara.
Menurut Ferry, jika penularan Covid-19 mampu ditekan dan vaksinasi mulai berjalan bisa mendorong pertumbuhan konsumsi.
"Saya masih optimis indeks bisa 6.700 di akhir atau sepanjang 2021 dengan kondisi virus ini terkendali dalam minggu-minggu ini dan pemerintah mengumumkan PPKM tidak diperpanjang tapi prokesnya diperketat," jelasnya.
Pada perdagangan Senin (19/7/2021) hingga akhir sesi II pukul 15.00 WIB, IHSG turun 0,91 persen atau 55,12 poin menjadi 6.017,39. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.015,15-6.063,65.