Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan surat berharga negara (SBN) Ritel jenis savings bond ritel seri SBR010 mencapai Rp7,5 triliun.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Rabu (13/7/2021) sekitar pukul 12.00, total penjualan SBR010 telah menyentuh Rp7,50 triliun atau 100 persen dari kuota yang tersedia.
Besaran kuota ini telah ditambah dari kuota awal yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang sebesar Rp5 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan mengungkapkan penjualan SBR010 telah menyentuh Rp7,5 triliun pada Selasa (13/7/2021) dan pemerintah memutuskan tidak menambah kuota lagi meski masa penawaran masih tersisa hingga 15 Juli 2021 pukul 10.00 WIB.
“Sudah tutup warung dari kemarin,” ujar Deni, Rabu (14/7/2021)
Dia mengatakan pemesanan SBR010 yang sudah melebihi target awal menunjukkan bahwa kesadaran investasi masyarakat semakin meningkat dan instrumen SBN Ritel diminati masyarakat sebagai salah satu alternatif investasi.
Baca Juga
“Alhamdulillah keberhasilan penerbitan SBR010 ini mengindikasikan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi semakin meningkat dan SBR ritel menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati masyarakat,” katanya.
Adapun, jumlah pemesanan masuk untuk SBR010 telah melampaui total pemesanan untuk jenis saving bonds ritel sebelumnya yang terbit pada awal 2020 lalu, yakni seri SBR009 yang hanya menghimpun Rp2,25 triliun.
Masa penawaran SBR010 sendiri dibuka sejak 21 Juni 2021 lalu hingga 15 Juli 2021 pukul 10.00. Seri ini dijual melalui 26 mitra distribusi alias midis yang ditunjuk oleh pemerintah.
Jumlah minimum pemesanan untuk SBN ritel ketiga di 2021 tersebut adalah Rp1 juta, sedangkan maksimal pemesanan sebesar Rp3 miliar. Tanggal setelmen pemesanan SBR010 adalah 22 Juli 2021.
SBR010 sendiri memiliki tenor 2 tahun dengan jatuh tempo 10 Juli 2023. Seri ini menawarkan kupon 5,10 persen yang merupakan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel, tapi masih lebih tinggi dibanding suku bunga acuan saat ini yakni 3,50 persen.
Di sisi lain, karakteristik imbal hasilnya adalah kupon mengambang (floating with floor) sehingga investor berpotensi mendapat kupon lebih tinggi jika suku bunga naik, tetapi tetap mendapat kupon sesuai tingkat kupon minimal jika suku bunga turun.
Penyesuaian tingkat kupon akan dilakukan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon 5,10 persen berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor).
Seri SBR ritel ini merupakan obligasi negara tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (nontradable). Namun, investor dapat mengajukan early redemption setahun setelah penerbitan dengan nilai maksimal 50 persen dari setiap transaksi.
Periode pengajuan early redemption dibuka pada 27 Juli 2022 pukul 09.00 hingga 4 Agustus 2022 pukul 15.00. Kemudian tanggal setelmen early redemption pada 10 Agustus 2022.
Hingga pertengahan tahun ini pemerintah telah merilis 3 seri SBN Ritel yakni ORI019, SR014, dan SBR010. Pun, ada 3 seri lain yang dijadwalkan terbit hingga akhir 2021 yakni SR015 (akhir Agustus), ORI020 (akhir September), dan ST008 (awal November).