Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Cari Perlindungan, Dolar AS Makin Perkasa

Investor akan melihat data inflasi AS pada Selasa waktu setempat dan kesaksian ekonomi Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (14/7/2021) dan Kamis (15/7/2021) ketika mereka menaksir ekspektasi bagi The Fed untuk memutar kembali stimulus.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa pagi (13/7/2021) di Asia karena kekhawatiran tentang pandemi mendorong investor untuk mencari tempat yang aman saat mereka menunggu lebih banyak petunjuk tentang pemulihan ekonomi global.

Dengan pasar yang sangat sensitif terhadap pembicaraan tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi) lebih awal, data inflasi AS pada Selasa waktu setempat akan diawasi dengan ketat menjelang kesaksian oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (14/7/2021) dan Kamis (15/7/2021).

"Kehati-hatian pasar menguasai awal pekan ini membebani sentimen risiko dan mendorong dolar AS," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

Laporan dari seluruh dunia tentang lonjakan infeksi varian virus Corona Delta juga merugikan selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Investor akan melihat data inflasi AS pada Selasa waktu setempat dan kesaksian ekonomi Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (14/7/2021) dan Kamis (15/7/2021) ketika mereka menaksir ekspektasi bagi The Fed untuk memutar kembali stimulus segera setelah tahun ini, kata Manimbo.

"Laporan yang lebih panas kemungkinan akan meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar serta membawa percakapan tapering Fed kembali ke garis depan," Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics, mengatakan dalam sebuah catatan.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,1 persen pada 92,264. Indeks tetap mendekati level tertinggi tiga bulan di 92,844 yang disentuh minggu lalu.

Dolar Australia sering dipandang sebagai proksi risiko yang likuid melemah 0,17 persen.

Sterling jatuh karena Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan mengonfirmasi rencana untuk menghapus hampir semua pembatasan Covid-19 yang tersisa di Inggris mulai 19 Juli, meskipun ada lonjakan kasus ke tingkat yang tidak terlihat selama berbulan-bulan. Pound merosot 0,22 persen menjadi US$1,3879.

Sementara itu, bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) mengatakan China akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dipertahankan bank-bank sebagai cadangan, melepaskan sekitar satu triliun yuan (US$150 miliar) dalam likuiditas jangka panjang untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-Covid yang mulai kehilangan momentum.

"Meskipun disambut baik, langkah itu juga menandakan bahwa pihak berwenang khawatir tentang prospek pertumbuhan China, jadi ini berita yang beragam," kata Marshall Gittler, kepala riset investasi di BDSwiss Holding.

Dolar Kanada diperdagangkan sekitar 0,1 persen lebih rendah pada 1,2462 terhadap greenback, atau 80,22 sen AS. Investor menantikan pengumuman suku bunga dari bank sentral Kanada (Bank of Canada) pada Rabu (14/7/2021) untuk melihat apakah bank sentral akan mengumumkan perlambatan pembelian asetnya.

Mata uang kripto berada dalam posisi bertahan dengan Bitcoin turun sekitar 3,4 persen pada US$33.109,25 dan Ether jatuh 5,2 persen pada US$2.028,54.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper