Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) kembali mendapatkan peringkat "idAAA" atau triple A dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) untuk penerbitan obligasi dan MTN tahun 2018.
Pefindo menetapkan kembali peringkat “idAAA” kepada PT Bio Farma (Persero) dan MTN tahun 2018, serta peringkat “idAAA(sy)” kepada MTN Syariah Mudharabah tahun 2018.
Dalam laporannya, duo analis Pefindo yakni Qorri Aina dan Agung Iskandar mengungkapkan prospek untuk peringkat perusahaan adalah “stabil”. Obligor dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO.
"Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior. Akhiran [sy] juga memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah," jelasnya dalam laporan pemeringkatan kredit, Senin (12/7/2021).
Peringkat perusahaan tersebut mencerminkan peran penting Bio Farma dalam menyediakan vaksin untuk kebutuhan nasional, bauran produk yang baik, dan posisi pasar perusahaan yang sangat kuat di industri farmasi. Peringkat Perusahaan dibatasi oleh struktur permodalan dan ukuran proteksi arus kas yang moderat.
Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan apabila Pefindo melihat adanya pengurangan tingkat dukungan pemerintah, seperti divestasi saham kepemilikan dan/atau regulasi yang menurunkan hambatan masuk, seperti memungkinkan perusahaan vaksin lain untuk memasok vaksin untuk proyek-proyek pemerintah.
Baca Juga
Sebagai satu-satunya produsen vaksin milik negara di Indonesia, Bio Farma berfokus pada pengembangan riset dan teknologi vaksin, melakukan penelitian vaksin baru untuk memastikan ketersediaan vaksin dapat memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia dan kebutuhan vaksin dunia dalam hal kualitas dan keterjangkauan.
"Bio Farma memasok semua jenis vaksin untuk Program Vaksin Nasional Indonesia dan memiliki kontrak jangka panjang untuk memasok vaksin ke berbagai negara melalui The United Nations International Children’s Funds (UNICEF)," katanya.
Saat ini, 15 jenis vaksin Bio Farma telah menerima prakualifikasi dari World Health Organization (WHO).
Pada tahun 2020, sesuai dengan keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menunjuk Bio Farma sebagai induk dari BUMN farmasi.
Perusahaan menjadi pemegang saham pengendali dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF), perusahaan farmasi yang berfokus pada produksi, perdagangan dan distribusi, dan retail obat serta PT Indofarma Tbk (INAF), perusahaan farmasi dan kesehatan. Bio Farma dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia.