Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persediaan Bahan Bakar AS Menurun, Harga Minyak Justru Menguat

Namun, kenaikan harga minyak dibatasi ketidakpastian tentang pasokan global di tengah perselisihan antara anggota OPEC atas rencana produksi mereka.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (8/7/2021) setelah data menunjukkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar minyak di Amerika Serikat.

Namun, kenaikan harga minyak dibatasi ketidakpastian tentang pasokan global di tengah perselisihan antara anggota OPEC atas rencana produksi mereka.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus menguat  74 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada US#72,94 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah diperdagangkan hingga terendah US$70,76.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 69 sen atau 0,9 persen menjadi ditutup pada US$74,12 per barel di London ICE Futures Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS turun 6,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Juli, sementara persediaan bensin turun 6,1 juta barel dan sekitar 2,0 persen di bawah rata-rata lima tahun untuk tahun ini.

Para analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan stok minyak mentah turun 6,2 juta barel, sementara pasokan bensin diperkirakan turun 1,7 juta barel.

Analis mengatakan aksi jual di pasar ekuitas global dan berlanjutnya reli dalam obligasi pemerintah AS, yang mencerminkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi, terus membatasi kenaikan harga minyak, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian delta virus corona.

Ketidakpastian tetap ada atas kebuntuan OPEC yang berkelanjutan. Perdagangan minyak telah bergejolak setelah pembicaraan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, gagal mencapai kesepakatan pada Senin (5/7/2021).

Rusia sekarang memimpin upaya mengatasi perpecahan antara Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membantu mencapai kesepakatan guna meningkatkan produksi minyak dalam beberapa bulan mendatang, kata tiga sumber OPEC+.

"Kegagalan perjanjian produksi belum tentu merupakan kabar baik bagi harga minyak," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Rabu (7/7/2021).

"Harga minyak mungkin hanya akan naik lebih jauh jika OPEC+ tetap pada kesepakatan pengurangan produksinya, yaitu dengan produksi minyak dinaikkan hanya pada Juli dan kemudian dipertahankan stabil hingga April 2022," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper