Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Dekat dengan AHY & Bosowa hingga IPO Unicorn Perdana

Rachmat Kaimuddin yang malang melintang di berbagai industri kini menjalankan misi membawa IPO unicorn pertama, yakni PT Bukalapak.com ke Bursa Efek Indonesia.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan rencana bisnsi perusahaan dalam acara Penawaran Umum Perdana Saham PT Bukalapak.com Tbk., Jumat (9/7/2021)./ Bisnis-Ika Fatma Ramadhansari
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan rencana bisnsi perusahaan dalam acara Penawaran Umum Perdana Saham PT Bukalapak.com Tbk., Jumat (9/7/2021)./ Bisnis-Ika Fatma Ramadhansari

Bisnis.com, JAKARTA - Pada hari ini, Jumat (9/7/2021), PT Bukalapak.com yang dinakhodai Muhammad Rachmat Kaimuddin selaku CEO, melakukan paparan publik penawaran umum perdana saham.

Sekitar 19 bulan sebelumnya, tepatnya pada 9 Desember 2019, keterangan resmi Bukalapak mengabarkan Achmad Zaky mundur dari posisinya sebagai CEO PT Bukalapak.com (Bukalapak), dan menyerahkan kepemimpinan bisnis kepada Rachmat Kaimuddin.

Menurut Zaky, dirinya mengajak Rachmat Kaimuddin bergabung karena diyakini dapat mengarahkan Bukalapak ke level berikutnya. Harapan itu kian menjadi nyata seiring dengan aksi Bukalapak sebagai unicorn pertama yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.

“Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat,” ujarnya Zaky dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (9/12/2019).

Profil CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Dekat dengan AHY & Bosowa hingga IPO Unicorn Perdana

Ahmad Zaky (kiri) dan Rachmat Kaimuddin.

Lalu siapakah sebenarnya Rachmat Kaimuddin itu? pria kelahiran Makassar 15 April 1979 ini adalah kolega Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mereka dipertemukan di SMA Taruna Nusantara.

Rachmat dan AHY satu angkatan di SMA yang dicetuskan oleh pemikiran Jenderal LB Moerdani, dan didirikan pada 1990. Mereka berdua angkatan kelima, yakni periode 1994 -1997.

“Iya kami memang satu angkatan,” kata Rachmat saat berbincang dengan Bisnis seusai terpilih menjadi direktur PT Bank Bukopin Tbk. pada awal 2018.

Namun, nasib memisahkan mereka. AHY melanjutkan ke Akademi Militer, sedangkan Rachmat memilih melanjutkan kuliah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, pada 1998-2001, dan meraih gelar BSc. Dia juga sempat menyabet gelar MBA dari Stanford University, California (2006-2008).

Rachmat memulai karirnya sebagai Senior Associate di Boston Consulting Group. Kemudian dia sempat menjadi konsultan di IFC, Managing Director PT Cardig Air Services, Prinsipal di Quvat Management Pte. Ltd., dan Vice President di Baring Pricate Equity Asia.

Setelah malang melintang di perusaan asing, Rachmat akhirnya bergabung dengan perusahaan milik Aksa Mahmud, Bosowa Group. Pada Juni 2014, dia ditunjuk menjadi Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo hingga 2018.

Pada periode tersebut Rachmat juga merangkap menjadi Managing Director PT Semen Bosowa Maros dan Komisaris Bank Bukopin. Selanjutnya pada pada Mei 2018, dia dipercaya menjadi direktur Bank Bukopin yang saham mayoritasnya dimiliki Bosowa Group.

Mengutip keterangan di situs resmi Bukalapak, Rachmat merupakan pemimpin berpengalaman dengan latar belakang lintas bidang dan industri, termasuk pengalaman di bidang teknik dan manajemen keuangan.

Profil CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, Dekat dengan AHY & Bosowa hingga IPO Unicorn Perdana

Direktur Konsumer PT Bank Bukopin Tbk Rivan A. Purwantono (dari kiri) berbincang dengan Direktur M. Rachmat Kaimuddin, Direktur Adhi Brahmantya dan Direktur Mikrowa Kirana sebelum paparan kinerja Triwulan III/2018, di Jakarta, Selasa (16/10/2018). - JIBI/Abdullah Azzam

Dalam paparan publik, Rachmat Kaimuddin mengatakan perusahaan memiliki mimpi agar semua orang punya akses jual beli yang adil dan merata dan mereka ingin membantu terciptanya ekonomi yang berkeadilan.

Penyebabnya, dia melihat bahwa permasalahan UMKM di Indonesia sangat kompleks dan beragam, banyak yang sulit berkembang karena tidak punya akses untuk permodalan dan layanan jasa keuangan.

Tidak hanya itu, dia mengatakan terdapat kendala logistik dan infrastruktur yang sering dihadapi oleh UMKM terutama di luar kota-kota besar yang membuat akses terhadap pasar, pelanggan, dan pasokan menjadi tidak merata.

“Masih banyak UMKM yang belum tersentuh teknologi dan sistem pengelolaan yang modern. Ragam tantangan inilah yang ingin Bukalapak atasi dan sebagai permasalahan yang harus dipecahkan,” ujarnya dalam Public Expose Penawaran Saham Perdana PT Bukalapak.com Tbk secara daring, Jumat (9/7/2021).

TARGET PROFIT

Rachmat Kaimuddin mengatakan perusahaan mengincar pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan. Dia pun ingin menghapus stigma perusahaan teknologi kalau mau tumbuh harus 'bakar' uang lebih banyak.

"Kami di Bukalapak berbeda, kami ingin bertumbuh, memperbaiki profitabilitas, sehingga pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya dalam acara paparan publik Penawaran Saham Perdana PT Bukalapak.com Tbk., Jumat (9/7/2021).

Menurut Rachmat, pertumbuhan itu sudah terasa pada periode 2018-2020. Tahun lalu, Bukalapak mencatatkan pendapatan Rp1,35 triliun, naik dari 2019 senilai Rp1,07 triliun, dan 2018 sebesar Rp292 miliar. Pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) mencapai 115 persen.

Total transaksi di Bukalapak mencapai Rp85,08 trilun, naik dari 2019 sebesar Rp57,39 triliun, dan 2018 sejumlah Rp28,34 triliun. 

Dari sisi Ebitda, Bukalapak membukukan -Rp1,67 triliun pada 2020 dibandingkan -Rp2,68 triliun pada 2019 dan -Rp2,22 triliun pada 2018. Rachmat menyampaikan, perbaikan Ebitda sudah mencapai Rp1 triliun tahun lalu.

"Ebitda sudah membaik 1 triliun lebih, kami berharap tren perbaikan ini berlanjut," katanya.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Bukalapak memang masih mencatatkan rugi bersih. Pada 2020, rugi bersih mencapai -Rp1,35 triliun, turun dari tahun sebelumnya -Rp2,79 triliun.

Rugi bersih per saham yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk -Rp171,48, berkurang dari sebelumnya -Rp365,79.

Sementara itu, dalam prospektusnya, Bukalapak akan melepaskan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham atau dibulatkan 25,76 miliar saham. Nilai nominal Rp50, yang mewakili sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO).

Harga penawaran IPO Bukalapak berkisar Rp750-Rp850. Artinya, raksasa e-commerce itu berpotensi meraup dana dari IPO dengan kisaran Rp19,32 triliun-Rp21,9 triliun.

Aksi IPO Bukalapak akan menjadi yang terbesar di BEI. Sebelumnya, rekor tertinggi dipegang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang meraih dana IPO senilai Rp12,25 triliun pada 2008 silam.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas. Penjamin emisi efek PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper