Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten baru IPO, PT Bundamedik Tbk. (BMHS) langsung kena auto reject atas (ARA) setelah beberapa menit diperdagangkan di pasar sekunder.
Emiten yang diberi kode BMHS ini mencatatkan kenaikan 84 poin atau 24,71 persen dari harga saham penawaran awal di level Rp340 berselang beberapa menit saja sejak perdagangan dibuka pagi tadi, Selasa (6/7/2021).
Perseroan menawarkan sejumlah 682.000.000 saham baru yang setara dengan 7,93 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga penawaran saham ditetapkan Rp340 per saham, sehingga perseroan akan mengumpulkan dana segar sebanyak Rp231,88 miliar.
Adapun emiten yang menggunakan kode BMHS ini menjadi emiten ke-24 yang tercatat pada tahun 2021 ini. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Ciptadana Sekuritas Asia.
Melalui seremoni pencatatan saham BMHS, Komisaris Utama Bundamedik Ivan Rizal Sini mengungkapan langkah IPO merupakan cara perseroan untuk terus berkembang bersama masyarakat.
“Kami ingin terus berkembang bersama masyarakat menjadi layanan kesehatan terdepan dan dengan ekosistem kesehatan yang terintegrasi di Tanah Air,” ujar Ivan dalam acara seremoni, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga
Berdasarkan keterangan resmi, emiten tersebut akan menggunakan dana untuk membeli kembali sisa pokok obligasi perseroan setelah pelaksanaan konversi obligasi.
Selain itu dana IPO juga akan digunakan untuk modal kerja, antara lain untuk pembelian obat, alat medis, dan kebutuhan penunjang lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional terkait pelayanan kesehatan perseroan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menetapkan saham BMHS sebagai efek syariah yang membuat emiten ini masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) tertulis dalam rilis yang dikeluarkan BMHS.
Direktur Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengungkapkan bahwa perseroan merupakan perusahaan induk sekaligus emiten ke-2 dari grup usaha yang mencatatkan sahamnya di BEI setelah PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS).
Untuk diketahui, Bundamedik berdiri pada 1973 oleh Ivan Rizal Sini yang kini menjadi komisaris utama perseroan yang merupakan praktisi medis senior. Saat ini perseroan tercatat memiliki 5 rumah sakit, 2 klinik, 10 klinik bayi tabung, dan 19 laboratorium yang tersebar di antaranya di Jakarta, Depok, dan Padang.