Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Harganya Ratusan Perak, Ini Pandangan Lo Kheng Hong terhadap Saham Grup MNC BMTR & BHIT

Lo Kheng Hong tercatat memegang 1.007.293.700 lembar saham BMTR atau setara 6,16 persen, dimana jumlah ini sudah dipegangnya sejak beberapa bulan lalu.
Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa
Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong menggenggam saham di atas 5 persen emiten grup MNC, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR). Investor yang berprinsip long term ini pun menilai emiten ini sebagai emiten yang memiliki tata kelola baik.

Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek BMTR per Juni 2021 yang dikutip Rabu (30/6/2021), Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemilik sahamnya di atas 5 persen.

Lo Kheng Hong tercatat memegang 1.007.293.700 lembar saham BMTR atau setara 6,16 persen, dimana jumlah ini sudah dipegangnya sejak beberapa bulan lalu.

Kemudian, ada PT MNC Investama Tbk. (BHIT) yang memegang 7,58 juta lembar saham atau setara 45,75 persen yang membuatnya menjadi pemegang saham pengendali.

Lo Kheng Hong, investor kakap pasar modal, mengatakan tata kelola perusahaan-perusahaan milik MNC Group tidak perlu diragukan lagi Pada 2020, saat pandemi saja, kata Lo Kheng Hong, BMTR membukukan laba Rp900 miliar.

"Apalagi tahun 2019, mungkin labanya lebih besar ya. Kalau perusahaan itu labanya besar, ya harusnya tata kelolanya tidak perlu diragukan lagi. Kan kalau tata kelola buruk, mana bisa sih menciptakan laba yang besar. Apalagi anak perusahaannya MNCN itu, labanya di atas Rp 1 triliun," tuturnya dalam webinar virtual The First Investor Summit 2021, Sabtu (26/6/2021).

Perusahaan dengan tata kelola yang buruk, tambah Lo Kheng, tidak akan bisa menghasilkan laba mencapai lebih dari Rp1 triliun.

"Kalau perusahaan bisa menciptakan laba Rp 1 triliun lebih, tentu tata kelolanya baik," tegas pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia itu.

Dia mengatakan selama ini dia membeli saham yang seharusnya berada di harga Mercy, tapi dia bisa membeli di harga Avanza.

"Mercy dijual harga Avanza itu di dunia nyata tidak ada, hanya ada di Bursa Efek Indonesia. kalau kita lihat beberapa tahun lalu, misalkan 2013, harga BMTR itu Rp2.800 per saham. Kalau kita lihat, kinerja tahun 2013 dibandingkan tahun 2021, mungkin kinerjanya lebih bagus sekarang daripada yang dulu. Jadi, harga BMTR itu masih jauh, masih jauh sekali," katanya.

Lo Kheng Hong mengungkapkan tak pernah menjual saham BMTR yang dimilikinya. Meskipun beberapa temannya menjualnya, karena tergiur keuntungan yang besar, namun saham miliknya justru terus bertambah.

"Masih didiamkan saja, nggak pernah dijual. Mungkin bisa ditambah, tapi nggak dijual. Karena ketika saya beli 200, satu minggu kemudian akan menjadi 350. Itu kan sudah untung berapa tuh, 75 persen. Saya nggak jual 1 lot pun," ungkap Lo Kheng Hong.

Adapun, pada penutupan sesi I hari ini, Rabu (30/6/2021), harga saham BMTR naik 4,48 persen ke level Rp280 dengan kapitalisasi pasar 4,64 triliun.

Sedangkan, saham BHIT naik 1,19 persen ke level Rp85, dengan kapitalisasi pasar Rp6,27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper