Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok pada awal perdagangan Senin (21/6/2021) seiring dengan lonjakan kasus Covid-19.
Pukul 08.55 WIB, IHSG melemah 47,15 poin atau 0,78 persen ke posisi 5.959,96. Seluruh saham pada konstituen LQ45 kompak mengalami pelemahan.
Selanjutnya, pukul 09.02 WIB, IHSG ambrol 2 persen atau 120,33 poin menjadi 5.886,78. Terpantau 301 saham melemah, 51 saham naik, dan 124 saham stagnan.
Investor asing cenderung keluar dengan net sell Rp26,56 miliar. Sejumlah saham yang dilego asing ialah ASII Rp13,2 miliar, BFIN Rp5,2 miliar, dan UNTR Rp3,1 miliar.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyampaikan selama pekan lalu IHSG turun sebesar 1,45 persen disertai aksi jual investor asing sebanyak Rp702,27 miliar. Di awal pekan ini, Edwin memperkirakan adanya lanjutan tekanan jual.
“IHSG berpeluang dilanda tekanan jual lanjutan seiring cukup tajamnya kejatuhan DJIB yakni 1.58 persen, EIDO turun 2.45 persen,” paparnya dalam publikasi riset, dikutip Senin (21/6/2021).
Baca Juga
Seiring dengan itu, Edwin menyampaikan harga komoditas pun juga sedang mengalami penurunan seperti harga emas yang turun 0,61 persen sedangkan selama sepekan lalu turun 6 persen.
Harga batu bara yang turun 0,60 persen, harga timah turun 1,56 persen sehingga membuat harga timah selama 2 hari turun sekitar US$1.470 per ton atau 4,75 persen. Kemudian harga nikel selama 4 hari pekan lalu turun tajam sebesar US$1.290 per ton atau 7,11 persen.
Harga-harga komoditas tersebut turun bertepatan dengan amukan Covid-19 melanda Tanah Air, khususnya Ibu Kota yang berpotensi terjadinya keambrukan di fasilitas kesehatan DKI Jakarta.
Edwin memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 5.945 - 6.045, dan rupiah di rentang Rp14.300-Rp14.440 per dolar AS.