Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Jumat (18/6/2021). Pelemahan ini pun sudah berjalan dalam sepekan.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.403 per dolar AS, turun 25 poin atau 0,17 persen dari posisi kemarin, Kamis (17/6/2021) Rp14.378 per dolar AS.
Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah di level Rp14.375 per dolar AS, terkoreksi 0,14 persen atau 20 poin. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,02 persen menuju 91,8690 pada pukul 15.39 WIB.
Sebelumnya Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyampaikan baru-baru ini bahwa pihaknya menyadari risiko inflasi dan akan memulai diskusi mengenai penyesuaian pembelian obligasi. Plot pembuat kebijakan di The Fed menunjukkan bahwa suku bunga berpeluang dinaikkan dua kali hingga akhir 2023, atau lebih cepat dari perkiraan.
Hal ini menandai perbaikan arah komunikasi The Fed kepada pelaku pasar global, yang selama ini sangat dovish.
“Kami melihat orang tampaknya kurang nyaman dengan asumsi The Fed ternyata tidak sesabar yang diinginkan,” kata Co-head of Global Economics Natwest Markets Michelle Girard, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (17/6/2021).
Walaupun Powell tidak menyebut secara eksplisit peluang kenaikan suku bunga, namun investor tampaknya mengartikan komentar orang nomor satu di Federal Reserve itu sebagai persiapan untuk mode hawkish yang berujung pada pengetatan (tapering).
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 16-17 Juni 2021 memutuskan tingkat suku bunga acuan tetap di level rendah 3,5 persen. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap di 2,75 persen dan 4,25 persen.