Bisnis.com, JAKARTA – Industri transpotasi yang paling terpukul pandemi Covid-19 membuat kinerja PT Blue Bird Tbk. baru pulih 80 persen dari kondisi normal. Perseroan pun mencatatkan net loss untuk pertama kalinya.
Presiden Direktur Blue Bird Noni Purnomo mengatakan dampak pandemi sangat signifikan dirasakan emiten bersandi BIRD ini dan sektor transportasi.
"Pendapatan Blue Bird turun 70 persen pada 2020 April, dan pendapatan pada 2020 sekitar hilang 47,5 persen hampir Rp3 triliun sampai Rp1,5 triliun. Ini kali pertama adanya net loss, dampak luar biasa ke industri transportasi," jelasnya, Kamis (17/6/2021).
Industri terangnya, kehilangan lebih dari 1 juta pengemudi, sekitar 19 persen dari pengemudi pada Maret 2020. Namun, dengan adanya vaksinasi untuk pengemudi sangat jelas ada tren yang sekarang bertumbuh.
Perseroan pun cukup mengapresiasi langkah pemerintah menavigasi menghadapi pandemi, sehingga bisa meningkatkan pendapatan Blue Bird sekitar 80 persen dibandingkan awal pandemi yakni Maret 2020.
"Posisi menuju pemulihan, dari seluruh sektor transportasi berbagai tingkat pemulihannya. Kami bisa capai pertumbuhan ini karena brand kami terpercaya selama 49 tahun terakhir. Jadi, sebetulnya ini semua masih terasa oleh pelaku industri ini," katanya.
Baca Juga
Dia menyebut industri transportasi membutuhkan cetak biru dari transportasi publik Indonesia, sehingga harus ada rencana supaya publik bisa terhubung dan mudah menggunakan transportasi umum.
Hal ini akan memberikan layanan aman, terintegrasi, dan inklusif. Hal ini, menurut Noni, sangat penting karena perubahan perilaku dari pelanggan akibat Covid-19.
"Sangat penting bagi pemerintah bangun infrastruktur, untuk memberi dukungan industri transportasi dan industri berkaitan bekerja sama dan kolaborasi," urainya.