Bisnis.com, JAKARTA — Baru saja kembali diperdagangkan, saham PT DCI Indonesia Tbk. langsung terkena auto reject atas di awal sesi I hari ini, Rabu (16/6/2021)
Berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia, saham emiten bersandi DCII ini dihentikan sementara sejak perdagangan Senin (15/6/2021) dalam rangka cooling down. Adapun, baru sehari disuspensi, bursa telah kembali membuka gembok DCII untuk perdagangan hari ini.
Tak tanggung-tanggung, begitu dapat kembali diperdagangkan, saham DCII langsung kembali melesat hingga terkena batas auto reject atas (ARA) setelah menguat 10.050 poin atau 20,00 persen ke level Rp60.030 dari level penutupan sebelumnya di Rp50.250.
Selama sepekan terakhir, harga saham DCII terpantau telah melambung 66,57 persen. Sementara jika ditarik sedikit lebih jauh, sebulan belakangan emiten penyedia layanan data center ini meroket 416,49 persen.
Penguatan saham DCII salah satunya dipicu oleh kehadiran Anthoni Salim sebagai salah stau pemegang saham perseroan. Selain itu, baru-baru ini DCII mengumumkan kemitraan dengan Grup Salim melalui pembangunan gedung PT Data Center Sukses Makmur.
Sejak pertama kali melakukan initial public offering pada 6 Januari 2021 lalu, pergerakan saham emiten Toto Sugiri ini memang tak terbendung. Setelah melantai dengan harga penawaran Rp420 per saham, harga saham DCII terus meroket hingga level Rp60.000an.
Baca Juga
Artinya, belum sampai 6 bulan sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia, saham DCII telah menguat lebih dari 14.000 persen. Dari sisi market cap, kapitalisasi pasar DCII juga terus membengkak hingga Rp143,74 triliun.
Tak hanya itu, pergerakan super agresif tersebut mengantarkan DCII menjadi saham termahal yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, melampaui harga saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang terkenal sebagai saham premium.
Per pukul 10.00 pada perdagangan Senin (16/6/2021), GGRM terpantau ada di level 35.875 dengan market cap Rp68,78 triliun, sedangkan BBCA di level 32100 dengan market cap Rp791,43 triliun.