Bisnis.com, JAKARTA – PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) menargetkan pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2021. Sejumlah strategi telah disiapkan untuk mengantisipasi penurunan harga CPO yang dapat berlanjut.
Direktur Cisadane Sawit Raya, Seman Sendjaja mengatakan penurunan harga CPO yang tengah terjadi memang akan menimbulkan dampak terhadap kinerja perusahaan. Kendati demikian, CSRA telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi hal tersebut.
Ia memaparkan, perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) dari tahun ke tahun. Hal tersebut dilakukan guna menjaga angka pendapatan di level yang tinggi.
“Selain produksi tinggi, kami upayakan biayanya seoptimal serta serendah mungkin,” katanya dalam paparan publik perusahaan, Rabu (16/6/2021).
Menurutnya, selama harga TBS berada di kisaran Rp9.000 per kilogram – Rp10.000 per kilogram, pihaknya optimistis dapat mencatat pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Seman mengatakan, CSRA mengincar pendapatan sebesar Rp700 miliar hingga Rp750 miliar untuk tahun 2021.
Adapun, CSRA telah membukukan pendapatan sebesar Rp175,97 miliar pada kuartal I/2021, atau naik 20,8 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sementara itu, laba bersih CSRA tercatat sebesar Rp41,38 miliar pada kuartal I/2021, tumbuh 27,3 persen dibandingkan laba bersih kuartal I/2020 senilai Rp32,50 miliar.
Sementara itu, pihaknya memproyeksikan laba bersih setelah pajak di kisaran Rp120 miliar hingga Rp140 miliar. Meski demikian, angka tersebut akan lebih rendah apabila koreksi harga CPO berlanjut sepanjang tahun 2021.
“Kalau terkoreksi lebih jauh, laba bersih setelah pajak dapat diproyeksikan dibawah Rp100 miliar. Tetapi, kami akan terus menjalankan strategi perusahaan serta menjaga arus kas yang sehat,” jelasnya.
Sepanjang 2020 lalu, CSRA membukukan pendapatan sebesar Rp607,25 miliar. Jumlah tersebut meningkat 23,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.