Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2021: Bisnis Recurring Lippo Karawaci (LPKR) Mulai Bergeliat

Pemulihan di bisnis recurring LPKR mendapat topangan dari program vaksinasi dan penurunan kasus positif Covid-19 pada periode Januari-Maret 2021.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. mulai merasakan pemulihan di bisnis yang menghasilkan pendapatan berulang, seperti pusat perbelanjaan, hotel, dan rumah sakit.

Manajemen Lippo Karawaci menjelaskan pemulihan bisnis recurring income perseroan yaitu mal, hotel, dan rumah sakit sudah terlihat pada kuartal I/2021.

Akan tetapi, pemulihan bisnis hotel dan pusat perbelanjaan terpantau lebih lambat ketimbang bisnis rumah sakit. Secara keseluruhan, pemulihan bisnis properti investasi perseroan tumbuh dalam laju yang lebih lambat ketimbang bisnis pengembang properti.

Pemulihan di bisnis recurring disebut mendapat topangan dari program vaksinasi dan penurunan kasus positif Covid-19 pada periode Januari-Maret.

“Hal itu [penurunan kasus positif Covid-19] berkontribusi terhadap kenaikan trafik kunjungan di mal yang pulih menjadi 61 persen dari level pandemi dan peningkatan okupansi hotel,” tulis manajemen Lippo Karawaci dalam Investor Release, Selasa (15/6/2021).

Di sisi lain, pemulihan bisnis rumah sakit disebut lebih signifikan dibandingkan bisnis mal dan perhotelan yang masih mengikuti dinamika pandemi.

Emiten dengan kode saham LPKR ini menunjukkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) di RS Siloam naik 78,5 persen ke level tertinggi dalam sejarah menjadi Rp564 miliar pada kuartal I/2021 dari Rp316 miliar pada kuartal I/2020.

Dengan demikian, laba bersih Siloam setelah pajak menjadi Rp144 miliar dengan pendapatan rumah sakit mencapai Rp1,91 triliun pada akhir Maret 2021.

“Bisnis rumah sakit terus menjadi penopang pendapatan LPKR sebesar 56 persen ketika bisnis properti baru mulai rebound,” tulis LPKR.

Secara keseluruhan, pendapatan LPKR dari real estate management & services tumbuh 6,96 persen menjadi Rp2,55 triliun dari sebelumnya Rp2,38 triliun.

Sedangkan pendapatan dari real estate development tercatat senilai Rp837,40 miliar atau naik lebih tinggi lagi sebesar 23,47 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp678,19 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, LPKR membukukan pendapatan senilai Rp3,04 triliun atau naik 9,89 persen dibandingkan akhir kuartal I/2020 senilai Rp3,10 triliun.

Kenaikan pendapatan pun mengerek pos laba-rugi perseroan. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Januari - Maret tercatat senilai Rp255,84 miliar atau berbalik dari sebelumnya rugi Rp2,11 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper