Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. membalikkan kerugian menjadi laba pada periode tiga bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham LPKR ini membukukan pendapatan senilai Rp3,04 triliun atau naik 9,89 persen dibandingkan akhir kuartal I/2020 senilai Rp3,10 triliun.
Dilihat dari lini usaha, pendapatan dari real estate development tercatat senilai Rp837,40 miliar atau naik 23,47 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp678,19 miliar.
Selanjutnya pendapatan dari real estate management & services tumbuh 6,96 persen menjadi Rp2,55 triliun dari sebelumnya Rp2,38 triliun.
Kenaikan pendapatan pun mengerek pos laba-rugi perseroan. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Januari - Maret tercatat senilai Rp255,84 miliar atau berbalik dari sebelumnya rugi Rp2,11 triliun.
Laba tersebut juga disumbangkan oleh penurunan beban lainnya yang senilai Rp340,42 miliar pada akhir kuartal I/2021 dari sebelumnya Rp2,70 triliun pada akhir kuartal I/2020.
Baca Juga
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan kinerja elok perseroan pada awal tahun ini ditopang oleh pemulihan bisnis properti serta sinyal positif dari bisnis rumah sakit.
Adapun, LPKR membukukan pendapatan prapenjualan dari properti senilai Rp1,31 triliun atau tumbuh 86 persen secara tahunan pada kuartal I/2021.
“Sedangkan bisnis rumah sakit terus menunjukkan sinyal positif seiring dengan meningkatnya vaksinasi,” kata John dalam keterangan resmi, Selasa (15/6/2021).
Lebih lanjut, total aset LPKR terpatau menanjak 24,16 persen menjadi Rp64,40 triliun sejak awal tahun. Sisi liabilitas naik 45,81 persen menjadi Rp41,25 triliun sedangkan ekuitas turun 1,81 persen menjadi Rp23,14 triliun.
Murni Nurdini, Corporate Secretary & Governance Transformation Lippo Karawaci, menjelaskan peningkatan aset terutama terjadi karena konsolidasi Lippo Malls Indonesia Retail (LMIR) Trust dan penambahan aset hak guna.
Perinciannya, konsolidasi LMIR Trust terdiri dari aktiva tetap meningkat sebesar Rp6,06 triliun dan properti investasi naik sebesar Rp4,97 triliun. Sedangkan penambahan aset hak guna tercatat sebesar Rp2,28 triliun.
Selanjutnya peningkatan liabilitas terutama karena konsolidasi LMIR Trust dan penambahan liabilitas sewa sebagai akibat perubahan masa sewa dengan First REIT.