Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Harum Energy Tbk., semakin ekspansif di sektor bisnis nikel sebagai salah satu upaya untuk mendiversifikasi portofolio bisnisnya.
Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara menjelaskan bahwa sepanjang tahun berjalan 2021, perseroan telah menggelontorkan investasi tambahan sekitar US$194 juta untuk ekspansi di bisnis nikel.
“Angka itu terdiri atas US$80 juta untuk akuisisi PT Position, US$69 juta untuk PT Infei Metal Industry (IMI) pada awal tahun, dan belakangan ini ada akuisisi tambahan saham di Nickel Mines Ltd US$45 juta,” ujar Ray saat paparan publik secara virtual, Selasa (8/6/2021).
Jika diperinci, emiten berkode saham HRUM itu melakukan pembelian saham terhadap PT Position sebanyak 24.287 saham dari Aquila Nickel Pte Ltd. atau setara 51 persen dengan harga jual beli US$80 juta pada akhir Januari 2021.
Pembelian itu dilakukan melalui entitas usaha perseroan, PT Tanito Harum Nickel (THN). Adapun, PT Position memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk komoditas nikel di Weda Bay.
Kemudian, pada Februari 2021 melalui THN perseroan juga membeli saham perusahaan smelter nikel PT IMI sebesar 259.603 saham atau setara 24,5 persen dengan harga jual beli US$68,6 juta.
Baca Juga
Terbaru, pada medio Mei 2021 perseroan kembali membeli saham Nickel Mines Ltd sebanyak 51,25 juta saham dengan nilai US$45 juta. Dengan pembelian tersebut perseroan memiliki 6,737 persen dari seluruh modal ditempatkan dalam Nickel Mines.
Adapun, Ray menjelaskan bahwa total dana investasi nikel itu menggunakan kantong internal dan fasilitas pinjaman perbankan yang telah dikantongi perseroan.
Hingga 31 Maret 2021, HRUM telah menarik pinjaman sebesar US$68juta yang diperuntukan membiayai sebagian investasi untuk PT Position dan PT IMI.
“Untuk pendanaan kami masih mengandalkan itu [fasilitas pinjaman] karena masih memiliki available funding yang tersedia,” papar Ray.
Namun, Ray tidak menjelaskan secara rinci total pendanaan yang tersisa dalam fasilitas pinjaman tersebut.
Kebut Kontribusi Nikel
Di sisi lain, Ray menjelaskan bahwa sejumlah aksi korporasi itu sebagai upaya perseroan untuk mendiversifikasi portofolio bisnis dan mengurangi ketergantungannya terhadap bisnis batu bara.
HRUM menargetkan kontribusi bisnis nikel nantinya dapat menyangi bisnis batu bara yang sampai saat ini masih menjadi kontribusi terbesar terhadap keuangan perseroan.
Oleh karena itu, Ray mengaku akan terus menjajaki peluang di bisnis nikel terutama untuk bisnis pemurnian atau hilir yang dapat semakin memberikan nilai tambah terhadap bisnis nikel perseroan.
HRUM pun membuka peluang untuk menambahkan kepemilikan sahamnya di perusahaan nikel yang telah masuk ke dalam portofolio perseroan, termasuk IMI dan Nickel Mines.
“Tidak menutup kemungkinan kami akan menambah kepemilikan saham di Nickel Mines. Hal itu akan tergantung kepada kondisi pasar dan ketersediaan dana perseroan,” papar Ray.