Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) melejit 1 persen menembus level psikologis 6.000 pada perdagangan Rabu (2/6/2021) seiring dengan rilis data manufaktur dan inflasi/
Berdasarkan data Bloomberg, pada sesi pra pembukaan indeks sudah menguat 0,93 persen ke level 6.002,48. Dengan penguatan 39 saham LQ45, 1 saham melemah, dan 5 saham tak berubah dari harga kemarin.
Tepat saat pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG langsung melejit 1,07 persen ke level 6.011,19. Adapun sebanyak 233 saham menghijau, 52 memerah, dan 171 menguning.
Sementara itu, hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, IHSG naik 1,05 persen atau 62,44 poin menuju 6.009,9. Sepanjang sesi I, indeks bergerak di rentang 5.991,51-6.029,2.
Total transaksi saham pada sesi I mencapai Rp9,18 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp497,76 miliar.
Saham PT Bank Central Asia TBk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp208,6 miliar. Disusul saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan net buy Rp70,4 miliar.
Baca Juga
Dari data ekonomi, IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini.
Perolehan ini sekaligus menandakan pemulihan kegiatan ekonomi Tanah Air. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.
Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei, menurut PMI Manufaktur IHS Markit.
Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Indeks Harga Konsumen pada Mei 2021 sebesar 0,32 persen, meningkat dari bulan sebelumnya.
Inflasi tahunan pada Mei 2021 tercatat sebesar 1,68 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (ytd) 2021 mencapai 0,90 persen.
Pada perdagangan Senin (31/5/2021) lalu, IHSG ditutup menguat di level 5.947,46 atau naik sebesar 1,69 persen. Pergerakan ditutup menguat cukup signifikan didorong penguatan bursa saham secara global.
"Pergerakan didorong oleh optimisme dari pembagian dividen oleh beberapa emiten di pekan ini," ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam laporannya.
Dennies memprediksi IHSG akan menguat. Secara teknikal terlihat ada potensi uptrend jangka pendek yang didukung indicator MACD yang mengindikasikan trend akumulasi.
Sementara itu, indikator stochastic menunjukkan pergerakan melebar setelah membentuk golden cross. Investor akan mencermati rilis data inflasi dan data manufaktur.