Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik, PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV), membukukan rugi bersih untuk periode 2020
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, emiten berkode saham INOV itu membukukan pertumbuhan pendapatan 4,84 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp518,65 miliar pada 2020. Pendapatan didominasi oleh penjualan barang melalui pihak ketiga yang naik dari Rp302,60 miliar menjadi Rp350,91 miliar.
Sayangnya, INOV malah membukukan rugi tahun berjalan Rp9,23 miliar per 31 Desember 2020. Pencapaian itu berbanding terbalik dari laba Rp22,53 miliar periode 2019.
Direktur Inocycle Technology Group Victor Choi mengungkapkan pertumbuhan penjualan perseroan didukung oleh meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap produk turunan INOV yaitu peralatan rumah tangga dan produk bukan tenunan di masa pandemi Covid-19.
“Meningkatnya penjualan INOV di tahun 2020 didukung oleh meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk turunan INOV yaitu peralatan rumah tangga dan produk bukan tenunan di masa pandemi Covid-19,” ujar Victor dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (1/6/2021).
Penurunan laba kotor, lanjut dia, disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah sehingga membuat persaingan antara harga biijih plastik asli atau virgin PSF dan juga harga re-PSF yang merupakan turunan dari minyak mentah.
Baca Juga
Re-PSF alias Recycled Polyester Staple Fiber merupakan hasil dari daur ulang sampah botol plastik (PET) perseroan. Re-PSF sendiri merupakan inti dari beragam bahan baku industri mulai dari otomotif, konstruksi, pertanian, infrastruktur, pakaian, dan peralatan rumah tangga.
“Hal ini [penurunan harga Re-PSF] berdampak terhadap penurunan margin harga produk Re-PSF INOV dan terefleksi pada menurunnya laba kotor perseroan,” tulis Victor.
Selain itu, kerugian dari selisih kurs turun ikut berimbas terhadap kerugian tahun berjalan lanjutnya dalam keterangan resmi.
Sementara itu, total aset INOV meningkat dari Rp96,81 miliar pada 2019 menjadi Rp115,46 miliar pada 2020. Ekuitas menurun sementara liabilitas justru naik.
Direktur Keuangan Inocycle Technology Group Yoon Chong Hyun dalam surat penjelasan perubahan aset atau liabilitas menyebut peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pada akun hutang bank jangka panjang dan pencairan fasilitas pinjaman dari perbankan.
“Pencairan fasilitas pinjaman digunakan dalam rangka ekspansi dan perluasan fasilitas produksi,” ujar Hyun dikutip pada Selasa (1/6/2021).
Menurutnya perubahan tersebut akan berdampak pada peningkatan beban bunga hutang bank tetapi masih dalam kondisi yang wajar. Di sisi lain, pinjaman tersebut juga berdampak pada peningkatan kapasitas produksi perusahaan.