Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin kembali mendekati US$40.000 setelah mengalami volatilitas tinggi selama beberapa waktu.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (26/5/2021), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut terpantau menguat hingga 5,2 persen ke US$39.588. Sementara itu, Bloomberg Galaxy Crypto Index juga naik 8 persen seiring dengan reli pada aset kripto lain seperti Ether.
Pergerakan aset kripto mengalami volatilitas tinggi selama beberapa hari belakangan menyusul kritik CEO Tesla, Elon Musk terhadap konsumsi energi yang digunakan dalam aktivitas penambangan (mining) Bitcoin.
Selain itu, komentar pemerintah China terkait pengetatan regulasi aset kripto juga semakin meningkatkan aksi jual. Founder Sundial Capital Research Inc. Jason Goepfert dalam laporannya menyebutkan pergerakan harga Bitcoin beberapa hari belakangan tidak menunjukkan sinyal-sinyal yang positif.
“Akhir dari pergerakan harga Bitcoin diatas rerata 200 hari serta volatilitas yang tinggi bukanlah pertanda baik bila melihat data historis,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Meski Musk masih mendukung penggunaan aset digital selama tidak menggunakan energi fosil lebih tinggi, aset-aset kripto masih merasakan efek negatif dari komentar-komentar Musk sebelumnya.
Baca Juga
Pada Februari lalu, Musk melaporkan bahwa Tesla telah menginvestasikan dana sebesar US$1,5 miliar untuk membeli Bitcoin. Tesla juga memperbolehkan konsumen membayar dengan Bitcoin sebelum membatalkan kebijakan ini bulan lalu.
Adapun, level harga Bitcoin saat ini berselisih sekitar US$25.000 dari rekor tertingginya yang nyaris mencapai US$65.000 pada pertengahan April lalu.
Sementara itu, data dari CoinGecko mencatat, valuasi lebih dari 7.000 aset kripto turun sebesar US$800 miliar menjadi US$1,76 triliun dari level tertingginya pada bulan Mei.