Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Hasil Rapat The Fed, Rupiah Belum Mampu Menghijau

Setelah dibuka melemah di level 13.310, mata uang Garuda terus tertekan hingga akhirnya ditutup di level Rp14.375, terkoreksi 85 poin atau 0,59 persen dari penutupan kemarin.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah masih belum mampu berbalik menghijau dan harus rela kembali ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5/2021)

Berdasarkan data Bloomberg, setelah dibuka melemah di level 13.310, mata uang Garuda terus tertekan hingga akhirnya ditutup di level Rp14.375, terkoreksi 85 poin atau 0,59 persen dari penutupan kemarin.

Tren pelemahan juga dialami mayoritas mata uang Asia lainnya seperti won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,61 persen, peso Filipina yang turun 0,13 persen, ringgit Malaysia yang turun 0,10 persen, dan yuan China yang terkoreksi tipis 0,04 persen.

Sebaliknya, baht Thailand dan rupee India berhasil berbalik menguat, masing-masing 0,11 persen dan 0,03 persen. Begitu pula dolar Hongkong yang naik tipi s 0,03 persen dan dolar Singapura yang naik 0,08 persen.

VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah diperdagangkan melemah pada hari ini sejalan dengan penguatan dolar AS serta kenaikan yield US treasury pada sesi perdagangan kemarin.

Penguatan di pasar AS dipengaruhi oleh notulensi rapat rutin The Fed, The Federal Open Market Committee, yang menunjukkan beberapa pembuat kebijakan membuka kemungkinan untuk membahas pengurangan pembelian obligasi pada pertemuan mendatang.

“Notulensi FOMC tersebut mendorong risk averse sentiment di pasar keuangan regional Asia dan mendorong permintaan safe haven asset,” kata Josua, Kamis (20/5/2021)

Alhasil, dolar AS menguat terhadap mata uang utama dan negara berkembang di tengah sentimen risk-off, yang membuat indeks saham utama AS merosot.

Sementara itu dari data dalam negeri, surplus neraca perdagangan bulan April 2021 tercatat meningkat dari bulan sebelumnya sejalan dengan kinerja ekspor yang lebih baik dari perkiraan.

“Data neraca perdagangan Indonesia tersebut membatasi pelemahan rupiah lebih lanjut. Ke depannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan berada di rentang 14.300-14.425,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper