Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terus merangkak mendekati level tertinggi dalam empat bulan pada penutupan perdagangan Selasa (18/5/2021).
Kenaikan ini terjadi karena pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi yang terus mempertahankan daya tarik logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek US$0,4 atau 0,02 persen menjadi US$1.868 per ounce. Sehari sebelumnya atau pada Senin (17/5/2021), emas berjangka melambung US$29,5 atau 1,6 persen menjadi US$1.867,60 per ounce.
Emas berjangka juga melonjak US$14,1 atau 0,77 persen menjadi US$1.838,10 pada Jumat (14/5/2021), setelah menguat US$1,2 atau 0,07 persen menjadi US$1.824,00 pada Kamis (13/5/2021). Sebelumnya, pada Rabu (12/5/2021) emas anjlok US$13,3 atau 0,72 persen menjadi US$1.822,8 pada Rabu (12/5/2021).
"Imbal hasil obligasi hanya naik satu tingkat," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, seperti dilansir Antara, Rabu (19/5/2021).
Menurutnya, pelemahan dolar telah memberikan sebagian besar dukungan, tetapi emas memiliki performa yang cukup bagus walaupun sama sekali tidak berada dalam pasar yang bullish.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan beringsut lebih tinggi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil atau suku bunga.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya jatuh mendekati level terendah tiga bulan, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Narasinya jelas bergeser ke arah inflasi, tetapi mungkin yang lebih kritis, Anda telah mendapatkan pelemahan dolar AS, yang mungkin merupakan pendorong utama dan penting," kata Ross Norman, seorang analis independen.
Analis juga mencatat bahwa arus masuk ke reksa dana berbasis emas atau gold exchange-traded-funds mengindikasikan para investor membeli logam mulia untuk lindung nilai terhadap kekhawatiran inflasi.
Setelah kenaikan harga-harga di Amerika Serikat, hasil rapat kebijakan terakhir Federal Reserve diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang prospek kebijakan moneter dan pandangan pembuat kebijakan tentang inflasi. Bank sentral AS akan merilis hasil rapat pada Rabu waktu setempat.
“Fed tidak akan tergoda untuk mengguncang perahu dalam hal pemulihan yang sedang mengumpulkan beberapa momentum. Menaikkan suku bunga atau diskusi tentang pengurangan program pembelian obligasi [tapering] mungkin akan kontraproduktif pada tahap ini,” kata Norman.
Emas juga mendapatkan dukungan dari pembeli berbasis grafik setelah menembus atas rata-rata pergerakan 200 hari, yang dianggap sebagai sinyal bullish.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 5,9 sen atau 0,21 persen menjadi ditutup pada US$28,333 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$19,2 atau 1,54 persen menjadi ditutup pada US$1.225,30 per ounce.